Dalam perjalanan karier bermusik, ada beragam tantangan yang dihadapi ketiga perempuan berusia 21 tahun ini.
"Yang terberat itu stigma, stigma bahwa musik yang kita mainkan ini enggak cocok untuk perempuan berhijab," terang Marsya.
Tak hanya itu, baik Widi, Marsyam dan Sitti juga menghadapi perilaku buruk lainnya, termasuk kekerasan fisik dan teror.
"Bahkan ada orang-orang yang menentang hingga kekerasan fisik, melakukan teror, dan lainnya, belum lagi hujatan di media sosial," lanjutnya.
Banyaknya serangan tersebut bukan hanya di alami salah satu personel, melainkan semuanya.
Berdasarkan pengakuan Marsya, di titik tersebut mereka sempat mempertanyakan mengenai karier yang sudah ia mulai.
"Di titik itu kita sempat nanya apa yang sudah kita ambil ini udah benar atau belum," cerita Marsya.
Kendati demikian, ketiganya sadar bahwa banyaknya ujaran negatif yang mereka hadapi itu bukanlah kesalahan diri kita.
"Kemudian kita sadar bahwa kalau itu bukan salah kita, kita enggak punya kekuatan untuk mengubah pikiran orang dengan kita bilang ke orang itu 'jangan gitu dong'," lanjutnya.
Untuk itu, mereka berupaya membuktikan bahwa dengan bermusik ketiganya akan baik-baik saja.
Dalam kesempatan tersebut, Sitti juga menyampaikan bahwa saat berada di titik koma dalam hidup, pastikan tidak kehilangan kebanggaan diri.
"Jangan pernah kehilangan kebanggaan diri ketika ada orang yang menilai kita belum baik, karena yang paling tahu kualitas diri kita ya diri sendiri,"pungkas Sitti. (*)
Baca Juga: Cerita Member Voice of Baceprot Dapatkan Dukungan dari Keluarga untuk Meraih Mimpi