Parapuan.co - Makin banyak talenta yang tertarik dengan bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), yang semakin dibutuhkan oleh berbagai industri.
Namun, secara gender masih mengalami ketimpangan sebab, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (2018), hanya 12% perempuan yang berasal dari jurusan terkait STEM di Indonesia.
Dampaknya, partisipasi perempuan dalam sektor pekerjaan terkait STEM pun terbatas. Pada tahun itu, secara khusus, perempuan hanya mewakili 22% dari angkatan kerja di perusahaan teknologi.
Pasalnya, masih ada stereotip dan stigma bahwa laki-laki masih mendominasi sektor ini.
Maka itu, di dunia kerja, perusahaan perlu mengutamakan nilai inklusivitas serta memberikan kesempatan kerja yang sama dengan menciptakan budaya kerja yang tidak bias gender.
Keterlibatan perempuan di dunia teknologi dinilai mampu meningkatkan perspektif yang lebih beragam sehingga dapat mendorong terciptanya lebih banyak inovasi.
Berdasarkan sebuah penelitian pada 2020, keragaman gender dapat membuat perusahaan lebih inovatif dan cakap serta meningkatkan kinerja keuangan mereka.
Perusahaan dengan lebih dari 20% anggota tim manajemen perempuan memiliki pendapatan inovasi sekitar 10% lebih tinggi daripada perusahaan dengan kepemimpinan yang didominasi pria.
Nah, berikut ini 3 sosok perempuan yang berhasil menggapai mimpi di dunia STEM dengan menjadi engineer di perusahaan teknologi Traveloka. Siapa saja, ya?
Baca Juga: Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains: Sebuah Upaya untuk Kesetaraan Gender
1. Veronica Dian Sari, Data Engineer
Terinspirasi oleh ayahnya yang merupakan machine and electrical engineer, Veronica mengambil jurusan network engineering di SMK dan computer engineering di bangku kuliah.
Bergabung di Traveloka sejak 2021 sebagai data engineer, Veronica fokus di tim Central Data Engineer (CDE) dengan tugas utama membuat platform data yang digunakan oleh perusahaan.
Veronica bertugas mengatur dan mengelola infrastruktur data yang ada di Traveloka, memastikan sistem keamanannya yang tinggi untuk menyimpan data-data penting serta menjaga privasi data.
Bekerja di bidang dengan jumlah rasio laki-laki yang lebih banyak, Veronica merupakan satu-satunya perempuan dari 9 orang anggota tim CDE Traveloka.
Namun, hal ini bukan suatu halangan bagi Veronica, ia mampu melaksanakan tugas di tim CDE dengan lancar tanpa hambatan bersama dengan anggota tim yang lain.
Veronica percaya keterlibatan perempuan yang lebih banyak akan memberikan point of view lebih luas, terutama terkait dengan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen perempuan.
Veronica juga aktif terlibat sebagai relawan di program holiday club NGO Generation Girl yang mendorong pemberdayaan dan partisipasi perempuan di bidang STEM.
Dengan peserta perempuan muda usia 12 hingga 18 tahun, Veronica menjadi mentor dan mengajarkan beragam topik terkait TIK seperti Android, web development, hingga data science.
Baca Juga: Dari STEM hingga Kesenjangan Upah, Ini Prioritas Kemenpppa di G20 Women’s Empowerment
2. Devina Ekawati, Machine Learning Engineer
Antusiasme tinggi Devina Ekawati dalam mendalami machine learning didasari oleh kecenderungannya untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
Sebagai seorang pemikir yang unik, Devina terus menantang dirinya untuk mempelajari teknologi baru untuk meningkatkan kemampuannya di bidang TIK.
Selama berkuliah S1, Devina mulai mengambil kesempatan yang lebih besar dengan menjadi intern di bidang Software Engineer dan mengembangkan aplikasi seluler untuk Android.
Tak berhenti sampai disitu, Devina memperluas kemampuannya di bidang ini dengan mengambil S2 di bidang Ilmu Komputer (computer science) di Taiwan.
Bergabung di Traveloka sejak 2019, Devina bekerja sebagai Senior Machine Learning Engineer.
Bersama timnya, Devina menyediakan satu platform yang memudahkan bagi karyawan dari divisi lain mengerjakan layanan yang tersedia di aplikasi Traveloka secara lebih cepat dan lebih efisien.
"Sebagai machine learning engineer, fokus utamanya adalah memastikan komputer bisa meniru perilaku manusia untuk membantu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan," jelasnya.
Baca Juga: Sukses di Dunia STEM, Inilah Sosok Fransiska Hadiwidjana Co Founder Women Works
Sebagai perempuan yang memiliki antusiasme terhadap sektor STEM, Devina memiliki harapan untuk lebih banyak perempuan berkontribusi di sektor ini.
“Pesanku, perempuan jangan takut. Kita harus mulai berani untuk eksplorasi kemampuan, we can break the barrier. Pilihan ada di tangan kita, kita mau berkecimpung atau tidak," pungkasnya.
3. Khusna Nadia, Data Warehouse Engineer
Khusna Nadia telah mempelajari teknologi informasi sejak duduk di bangku SMA. Lalu, dia pun melanjutkan karier sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komputer di Universitas Indonesia.
Seiring dengan semakin meningkatnya adopsi teknologi dan juga digitalisasi, minat Khusna terhadap sektor ini pun juga semakin membara.
Terlebih dengan adanya perspektif data-driven yang bertujuan untuk memberikan kebutuhan yang tepat guna bagi masyarakat. "Data is the new oil," ujarnya.
Karir Khusna di Traveloka dimulai sejak 2016 ketika ia bergabung di divisi Marketing Technology, dan pada 2018 ia menjadi Data Warehouse Engineer.
Sebagai Data Warehouse Engineer, Khusna bertugas untuk menyediakan data secara rapi sehingga mudah ditemukan dan dapat dianalisis lebih lanjut oleh Data Analyst sebagai insights.
Data ini kemudian digunakan oleh Data Analyst dan Product Manager untuk mengevaluasi produk-produk yang telah dihadirkan di aplikasi Traveloka.
Mencintai data karena menyukai sesuatu yang eksak, Khusna tidak menemukan kendala berarti sebagai satu-satunya perempuan di antara 12 orang anggota tim Data Warehouse Engineer.
Pekerjaannya dilakukan dengan dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh atasan serta rekan kerja tanpa membeda-bedakan gender.
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya dunia teknologi, keterlibatan perempuan juga makin bertambah. Menurut Khusna hal itu patut diiringi dengan kesempatan yang sama. (*)