Cita-citanya mulia menggetarkan semangat, "Biarkan aku mati dengan sukarela untuk kepentingan bangsaku seribu tahun nanti."
Atas perjuangannya, pada tanggal 13 Desember 1974, ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan ketetapan SK 084/TK/1974.
Tak dipungkiri bahwa mendengar nama Maria Walanda Maramis ini cukup asing.
Walau begitu, sosok pahlawan perempuan ini bisa dibilang sebagai Kartini dari Minahasa.
Sebab, Maria Walanda Maramis merupakan tokoh perempuan asal Minahasa yang juga memperjuangkan hak perempuan di bidang politik dan pendidikan.
Pada Juli 1917, ia mendirikan sebuah organisasi bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT).
Organisasi ini bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi kaum perempuan agar mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, lewat pendidikan membaca dan menulis, hingga seputar kehidupan rumah tangga seperti memasak, merawat bayi, menjahit dan lain sebagainya.
Untuk mengenang jasanya, ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK 012/TK/1969 pada 20 Mei 1969.
Baca Juga: Resmi Menikah dengan Anak Bos SCTV, Inilah Profil Jessica Tanoesoedibjo
Martha Christina Tiahahu merupakan sosok pahlawan perempuan asli Indonesia yang berasal dari Pulau Nusalaut, dan berperan penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ia menjadi salah satu pejuang perempuan yang terlibat dalam pertempuran sejak usia muda.
Sebagai pahlawan perempuan, tentunya keberanian Martha Christina Tiahahu tentulah patut dijadikan teladan.
Semangatnya untuk berjuang membela bangsa sangat tinggi walaupun nyawanya menjadi taruhan.
Tekad tersebut pun mengantarkan dirinya untuk terlibat dalam pertempuran di Saparua, yang menjadi awal perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda, hingga ikut serta dalam perang Pattimura.
Namanya kini dikenal sebagai pahlawan perempuan yang melegenda melalui SK Presiden RI No. 012/TK/Th 1969.
Wah keempat profil pahlawan perempuan di atas sungguh luar biasa ya.
Oleh sebab itu para generasi muda harus mengetahui pahlawan nasional ini, sebab jasa dan perjuangan mereka wajib diingat dan diapresiasi sepanjang masa. (*)