Maka, saat duduk di kelas 2 MULO, Chairil nekat merantau ke Batavia demi mengejar mimpinya menjadi seniman dan penyair.
Belum lama tinggal di Batavia, Chairil sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan diinterogasi terkait filsafat politiknya.
Hal itu disebabkan keberanian Chairil yang membacakan bagian sensitif dari buku Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana dengan suara lantang.
2. Pelopor Angkatan 45
Sosok Chairil Anwar punya peran besar dalam membangkitkan sastra Indonesia setelah lama dikuasai oleh generasi tua.
Angkatan Pujangga Baru atau Angkatan 30-an memiliki ciri khas puisi yang masih membawa unsur melayu.
Chairil membuat gebrakan baru puisi dengan kata-kata lugas, tajam, bahkan kosa kata sensitif yang masih dianggap tabu.
Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairil Anwar menjadi pelopor puisi modern di Indonesia.
3. Kekuatan puisi Aku
Baca Juga: Hari Puisi Nasional, Intip 5 Rekomendasi Buku Puisi Terbaik dari Penyair Perempuan Indonesia