Kedua, mulai dari level yang mudah, baru naik ke derajat yang lebih tinggi.
Hal ini juga akan melatih kita membuat skala prioritas dari tiap persoalan.
Ketiga, membangun pemahaman anak terhadap suatu persoalan.
Pengajaran matematika yang hanya mengedepankan hafalan tanpa membuat anak memahami konsepnya, membuat pelajaran ini jadi terkesan sulit.
"Pembelajaran matematika perlu mengambil bentuk yang logis dan nyata,” pungkas Prof. Purna.
"Misalnya ketika belajar trigonometri. Sin, cos, tan itu posisi atau koordinat. Ceritakan dulu masalah koordinat. Kalau sudah paham, baru masuk ke hitungan," tambahnya lagi.
Kawan Puan, mulai sekarang hindari untuk mendoktrin anak bahwa pelajaran matematika sulit.
Melainkan buat anak penasaran dan katakan bahwa pelajaran matematika menyanangkan.
(*)
Baca Juga: Dimulai Sejak Dini, Begini Cara Menumbuhkan Empati Anak pada Penyandang Disabilitas