2. Tambahkan micin sebanyak 10 gram atau kira-kira dua sendok makan. Aduk hingga tercampur merata.
3. Selanjutnya Kawan Puan dapat menambahkan molase atau tetes tebu sebanyak 100 ml.
Kamu juga bisa mengganti molase dengan gula jawa yang sudah dicairkan.
Kembali aduk agar bahannya tercampur merata.
4. Masukkan 200 ml EM4 agar proses fermentasi pupuk organik cair lebih cepat.
Aduk-aduk lagi campuran bahan-bahan tersebut.
5. Kemudian tambahkan 1 liter air kelapa dan aduk hingga tercampur sempurna.
Bila di rumah tidak ada air kelapa, kamu bisa menggantinya dengan air bekas cucian beras.
Baca Juga: Ini Risiko yang Terjadi jika Tanaman Mendapatkan Pemupukan Berlebih
6. Lanjut, ambil toples yang tadi sudah kamu siapkan.
Masukkan campuran tersebut ke dalam toples dam tutup rapat agar udara tak masuk.
Meski begitu, kamu bisa membukanya sesekali untuk mengurangi gas pada pupuk.
7. Simpan pupuk cair di tempat gelap selama 2 minggu agar proses fermentasi berhasil.
Bila sudah tak ada busa dan baunya segar seperti tapai, berarti proses fermentasi telah selesai.
Dosis penggunaan pupuk organik
Cara menggunakan pupuk organik ini juga mudah.
Kamu hanya perlu melarutkan 100 ml pupuk organik cair (POC) ke dalam 4 liter air.
Setelah diaduk hingga merata, tuangkan pupuk ini sekitar 300 ml ke tanah atau media tanam.
Kamu bisa melakukan pemberian pupuk organik cair setiap satu minggu sekali.
Nah Kawan Puan, itu tadi cara mudah membuat Pupuk Organik Cair di rumah.
Jika akan menggunakan, perhatikan dengan baik dosis penggunaan pupuk organik pada tanaman.
Semoga dapat membantumu dalam menyuburkan tanaman hias di rumah ya! (*)
Baca Juga: Manfaat dan Cara Mengaplikasikan Pupuk Garam pada Tanaman Cabai