Parapuan.co - Menjadi seseorang yang perfeksionis membuat kita harus melakukan segala hal dengan sempurna.
Kita menginginkan segalanya berjalan dengan lancar dan tanpa cela. Terkadang hal ini terlihat baik, terlebih untuk urusan perkerjaan.
Namun, siapa sangka ini juga bisa membawa bahaya untuk mental, fisik, dan kehidupan sosial kita.
Berharap untuk melakukan hal-hal yang kita lakukan sebaik yang kita bisa adalah keinginan yang benar-benar positif.
Seperti apresiasi terhadap keunggulan. Keduanya adalah ekspresi kepedulian, kesadaran, dan keterlibatan.
Mereka juga terkait dengan kekaguman akan kualitas dan keindahan karena keunggulan adalah hal yang dekat mereka. Kita dapat memahami keunggulan sebagai keindahan dalam tindakan, sebagai bentuk kemegahan yang diterapkan dan diwujudkan.
Namun, apresiasi kita terhadap keunggulan dapat dengan mudah berubah menjadi perjuangan yang tidak sehat dan melumpuhkan untuk mencapai kesempurnaan.
Lalu, bagaimana kita dapat membedakan antara menghargai keunggulan dan sekadar berusaha melakukan yang terbaik dan perfeksionisme kontraproduktif?
Apa sebenarnya yang membuat perfeksionisme begitu berbahaya?
Baca Juga: Bisa Berdampak pada Depresi, Ini Hubungan antara Kesehatan Mental dan Kebersihan