Kata-Kata yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak Disabilitas, Apa Saja?

Ericha Fernanda - Rabu, 11 Mei 2022
Menghindari kata menyakitkan pada anak disabilitas
Menghindari kata menyakitkan pada anak disabilitas krisda Bisalyaputra

Parapuan.co - Tumbuh sebagai anak disabilitas tentu tidak mudah, mengatakan satu kata buruk bagi mereka dapat melemahkan kepercayaan dirinya.

Untuk itu, kita perlu melihat disabilitas sebagai dunia yang inklusif dan setara agar tidak ada lagi penghinaan tanpa disadari.

Ingat, masih ada kata-kata positif yang bisa menguatkan dan mendukung mental anak disabilitas agar lebih percaya diri.

Melansir Fatherly, inilah kata-kata yang tidak boleh diucapkan pada anak disablitas. Yuk, simak selengkapnya!

1. "Bodoh" dan "Idiot"

Setiap manusia memproses informasi dengan kecepatannya sendiri, mengatakan "Bodoh" atau "Idiot" pada anak disabilitas tidaklah tepat.

Pasalnya, kata-kata ini kerap ditujukan pada anak dengan masalah intelektual dan perkembangan, seperti autisme dan down syndrome.

Jika kita menghadapi anak disabilitas dengan kondisi tersebut, berikan pengertian bahwa mengajarkan sesuatu pada mereka perlu waktu.

Jangan khawatir, anak disabilitas juga berusaha untuk mempelajari dan mengerti apa yang kita ajarkan.

Baca Juga: Hindari Mengucapkan 6 Kalimat Ini saat Mendisiplinkan Anak, Apa Saja?

2. "Gila"

Secara historis, kata "Gila" kerap ditujukan pada seseorang dengan gangguan kejiwaan atau disabilitas tertentu.

Istilah ini telah digunakan sebagai cercaan bagi individu dengan paranoia dan delusi, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, serta gangguan kepribadian ambang.

Menggunakan kata tersebut untuk menggambarkan orang lain, secara tidak langsung akan membentuk stigma kesehatan mental.

Anak disabilitas tertentu mungkin akan berteriak tiba-tiba, kontrol emosi yang tidak terkendali, atau hiperaktif.

Jangan menganggap kondisi tersebut gila, sebab anak juga mengalami kesulitan mengelola emosinya dengan baik.

3. "Lemah" dan "Lemot"

Kata seperti "Lemah" atau "Lemot" sering kali menjadi ujaran menyakitkan bagi anak yang bagian tubuhnya lumpuh.

Mengalami kelumpuhan dan berkurangnya fungsi tubuh bukanlah kemauan anak, mereka juga perlu belajar untuk menggerakkan tubuhnya.

Karena salah satu anggota tubuh tidak berfungsi, anak disabilitas harus berpikir bagaimana cara menggunakan anggota tubuh lain untuk mengambil alih fungsinya.

Anak disabilitas juga berusaha dan mau belajar, jadi mengatakan kata-kata menyakitkan bagi mereka tidaklah bijak ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Dimulai Sejak Dini, Begini Cara Menumbuhkan Empati Anak pada Penyandang Disabilitas

Sumber: Fatherly
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja