Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini, media sosial Twitter dihebohkan dengan pertengkaran kelompok penggemar atau fandom boyband Kpop, NCT.
Dalam sebuah diskusi di Space Twitter, salah satu peserta melemparkan ujaran kebencian kepada salah satu anggota grup NCT.
Pertengkaran ini menyebabkan netizen semakin yakin dengan stigma bahwa fandom Kpop merupakan suatu ekosistem yang negatif.
Padahal, bergabung dalam fandom bisa memberikan dampak positif kepada kehidupan sebagian orang.
Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) baru saja mengumumkan hasil temuan riset terbaru mereka terkait budaya fandom.
Riset Into the Fandom – How Tribes of Fans will be the Next Power in Society? disampaikan melalui Forum HILL ASEAN ke-8 pada Kamis (19/5/2022).
Penelitian dengan metode survei kuantitatif dan kualitatif ini dilakukan di 6 (enam) negara ASEAN dan Jepang.
Riset ini menganalisis lebih dalam terkait sikap dan perilaku dari masyarakat yang bergabung dalam fandom.
Selain itu, riset ini juga menangkap bagaimana kelompok penggemar tersebut dapat membuat seseorang merasa berharga.
Baca Juga: Dianggap Remaja Labil hingga Diremehkan, Berikut Anggapan Salah Mengenai Seorang Fangirl
Hasil survei ini dapat menjadi indikator berbasis fakta yang menciptakan perspektif baru terkait kelompok penggemar dengan kecintaan yang sama pada idola tertentu.
Devi Attamimi, Institute Director, HILL ASEAN dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia, menyampaikan peran komunitas fandom di ASEAN.
Menurutnya, komunitas fandom di ASEAN merupakan bentuk masyarakat ideal atau utopia, dimana semua anggota sama sejajar dan tidak ada hierarki.
Dalam fandom, anggotanya berkomunikasi dengan bebas, tidak memandang usia, jenis kelamin, kebangsaan, maupun status ekonomi dan sosial.
Keragaman dan kesetaraan sungguh diwujudkan dalam komunitas ini sehingga terbentuk hubungan dan solidaritas yang murni tanpa untung atau rugi.
HILL ASEAN menyebut fandom ini sebagai MATTER-VERSE, sebuah komunitas ideal yang merespons kebutuhan penting masyarakat untuk dapat merasa berharga.
Dalam MATTER-VERSE ini, terdapat tiga hal utama di fandom yang membuat anggotanya merasa berharga.
1. To matter
Bergabung di fandom membuat responden riset merasa keberadaannya di dunia ini penting dan berharga.
Baca Juga: Ekspresi Diri Dibatasi, Fangirl K-Pop di Indonesia Alami Kekerasan Berbasis Gender Online
Mencintai idola tertentu dan berkumpul dengan orang-orang yang satu frekuensi ternyata bisa membuat penggemar merasa hidupnya memiliki tujuan yang nyata.
2. To have something that matters
Fandom memungkinkan penggemar untuk memiliki sesuatu yang berharga yaitu idolanya dan komunitasnya.
Selain itu, fandom juga dapat membuat penggemar merasa bahwa mereka melakukan sesuatu yang berarti bagi orang banyak.
3. To have my hopes that matters fulfilled
Fandom bisa memberi ruang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mereka anggap paling penting.
Kebutuhan tersebut bisa jadi adalah rasa tidak sendiri, teman bicara, bahkan alasan untuk berkarya.
Komunitas fandom dapat mewujudkan utopia dengan tatanan ekonomi dan sosial yang baru.
Bagi masyarakat ASEAN, bergabung dalam fandom merupakan salah satu bentuk dalam memenuhi kebutuhan untuk merasa berharga.
Nah, riset HILL ASEAN ini dapat mematahkan stigma bahwa fandom adalah komunitas yang toxic dan tidak memberikan dampak positif.
Baca Juga: Kesetaraan Hubungan Antara BTS dan ARMY Ciptakan Aktivisme Fandom
(*)