“Internet dan gambar blogger di luar industri fashion sangat berpengaruh. Sekarang, merek telah memperhatikan dan menyadari bahwa mereka harus memasarkan produk ke arah orang yang ‘nyata’ atau berarti lebih tua,” terangnya.
Lebih dari itu, definisi tua saat ini pun berbeda dengan sebelumnya, sebab saat ini masih banyak sekali lansia yang masih aktif beraktivitas.
“Lebih dari lansia berusia di atas 65 tahun di negara maju bahkan masih segar dan aktif karena makan sehat dan berlimpah, serta perawatan medis yang baik diikuti dengan gaya hidup aktif,” ujar Magdalena Kondej, Head of Apparel Research di Euromonitor.
Tentu saja, merek fashion tak hanya menggunakan model lansia hanya karena inklusivitas semata.
Lagi-lagi, hal ini dilakukan karena mengejar keuntungan. Kondej mengatakan, dewasa ini tak sedikit konsumen lansia yang mudah untuk mengeluarkan uangnya dan berbelanja.
Walaupun memang, kelompok lansia dikenal lebih hemat dan cenderung lebih banyak menabung daripada kelompok yang lebih muda.
“Saat ini semakin banyak orang berusia di atas 60-an yang lebih memilih mengambil utang daripada meninggalkan aset mereka untuk keturunannya,” imbuh Kondej.
“Selain itu, di Eropa Barat kelompok usia dengan kenaikan terbesar dalam rata-rata pendapatan kotor tahunan antara 2006 dan 2011 adalah di atas usia 65, dengan pertumbuhan 3,9 persen,” sambungnya.
Baca Juga: Tetap Cantik di Usia Lanjut, Ini 10 Tips Makeup untuk Perempuan Lansia
Dengan kata lain, populasi lansia saat ini tak hanya lebih sehat dari sebelumnya, tetapi juga lebih kaya.
Untuk para pelaku bisnis di industri fashion, Cohen kemudian menyarankan untuk mulai mencoba membuat kampanye yang menargetkan konsumen lansia.
“Orang yang lebih tua ingin melihat seseorang yang relatable dan dapat menginspirasi mereka. Buatlah kampanye yang mengangkat, menginspirasi, dan aspiratif,” jelasnya.
Beriringan dengan banyaknya merek fashion yang memakai model lansia, tentu hal ini juga menciptakan peluang lebih luas untuk model-model tersebut. (*)