Berikut ini beberapa kondisi gangguan jiwa yang jadi pemicu bestialitas, di antaranya:
- Skizofrenia
- Gangguan neurotik obsesi kompulsif
- Gangguan kejiwaan lain yang melatar belakangi gangguan parafilia ini
Sementara kalau penyebab primer itu ada beberapa teori di dalam psikologi, di mana parafilia disebabkan oleh hal-hal tertentu.
Ada beberapa pandangan kalau dalam pandangan psikodinamika, orang-orang dengan gangguan preferensi seksual ini disebabkan oleh perasaan tidak aman dan karena ingin melindungi egonya.
"Jadi egonya ini merasa adanya situasi yang tidak aman, kemudian juga adanya memori-memori atau pengalaman-pengalaman traumatis, misalkan ada orang yang pernah mengalami sexual abuse," jelasnya.
Menurut Vina, orang yang dulunya pernah mengalami sexual abuse akan mengalami kecenderungan ke arah gangguan preferensi seksual.
Ketika mengalami pelecehan seksual di masa kecil itu menjadi sesuatu yang dirasa tidak aman, maka korban akan sulit membangun interaksi karena ada pengalaman traumatik tadi.
Baca Juga: Bisa Terjadi pada Anak, Apa Itu Gejala Oppositional Defiant Disorder?
"Pada perkembangan psikoseksualnya dia (korban pelecehan) mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, itu dari psikodinamis," tutur Vina.
Selanjutnya, Vina juga menjelaskan dari perspektif behaviour di mana penderita gangguan parafilia ini disebabkan karena adanya perilaku yang dikondisikan, conditioning dan observational learning yang secara tidak sengaja pada aktivitas tertentu dihubungkan dengan rangsangan seksual.
Misalnya voyeurisme yang merupakan bagian dari parafilia di mana terjadi masalah gangguan preferensi seksual yang gangguannya itu dengan cara mengintip atau mengamati aktivitas seksual atau orang telanjang sebagai cara utama untuk pemuasan hasrat seksualnya.
Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena pada masa kecil orang tuanya melakukan hubungan seksual, kemudian si kecil melihat.
Atau mungkin anak laki-laki yang sering tanpa sengaja melihat aktivitas ibunya mengenakan handuk, melepas stocking sembari melakukan masturbasi, kemungkinan dapat mengembangkan gangguan fetihisme.
Vina juga mengungkap fakta bila pengidap parafilia ini kebanyakan adalah laki-laki.
"Dalam perspektif biologis, parafilia dapat terjadi karena adanya hormon androgen," terang Vina.
Ia menjelaskan terdapat spekulasi di mana hormon androgen sebagai hormon utama laki-laki ini berperan dari terjadinya parafilia ini, termasuk dalam hasrat seksualnya.
Di samping itu, orang yang mengalami gangguan preferensi seksual itu biasanya karena ada pengalaman di masa lalu.
Baca Juga: Mengenal Skizofrenia, Gangguan Mental yang Butuh Perawatan Seumur Hidup
Maka dari itu, sebaiknya disarankan orang-orang yang dulunya sempat mengalami peristiwa traumatik, alangkah baiknya jangan ragu untuk berkonsultasi ke profesional kesehatan mental.
Tentunya kondisi ini ditujukan agar kesehatan mental dapat terjaga dengan baik dan tidak menimbulkan dampak di kemudian hari.
(*)