"Berdasarkan pengalaman saya. Orang tersebut akan merasa tidak dicintai, tidak diperhatikan ketika love language-nya tidak terwujud dalam suatu hubungan," tutur Jacob.
Selain itu, ketika melakukan proses pencarian, mereka juga cenderung lebih mudah cemburu kepada gebetan.
Jacob menambahkan, mereka punya ketakutan terpendam jika suatu saat pasangannya akan meninggalkan.
"Gaya ketertarikan itu dapat mempersulit cinta yang baru untuk berkembang dan bahkan dapat menakuti calon pasangannya," imbuh Jacob.
Kendati demikian, orang dengan bahasa cinta quality time bukan satu-satunya yang sulit mendapatkan pasangan yang cocok.
Seksolog klinis dari Amerika Serikat, Rachel Sommer menyebut orang dengan bahasa cinta acts of service juga sama.
Mereka yang punya bahasa cinta acts of service sulit dapat jodoh karena punya standar tertentu yang sulit terkadang dipenuhi calon pasangan.
"Ketika calon pasangan datang memberikan acts of service sebagai bahasa cinta, kebanyakan dari mereka justru gagal," terang Rachel.
"Begitu ada orang yang membaca kalau bahasa cinta-mu adalah acts of service, kebanyakan akan melihatmu sebagai pemalas," tambahnya.
Kalau begitu, mungkinkah ketiga bahasa cinta lainnya termasuk kategori mudah mendapatkan jodoh?
Wah, kalau bahasa cinta Kawan Puan apa, nih?
Baca Juga: Pasangan dengan Tipe Bahasa Cinta Ini Bisa Langgeng dan Saling Melengkapi
(*)