Parapuan.co - Pada dasarnya kesehatan mental setiap orang wajib dijaga dengan baik karena sangat berhubungan dengan kualitas hidup.
Sayangnya, tak sedikit orang yang menganggap kalau masalah kesehatan mental bukanlah hal yang penting.
Kondisi ini disebabkan karena adanya mitos dan asumsi seputar kesehatan mental yang tidak benar, namun dipercayai.
Dilansir dari Medical News Today, berikut ini lima mitos yang membuat orang salah kaprah akan kesehatan mental, simak ya!
1. Semua orang dengan penyakit mental melakukan kekerasan
Anggapan semua orang dengan penyakit mental melakukan kekerasan itu hanya mitos belaka.
Bahkan individu yang mengalami kondisi paling serius, seperti skizofrenia, sebagian besar tidak melakukan kekerasan.
Memang benar bahwa beberapa orang dengan penyakit mental tertentu dapat menjadi kejam dan tidak dapat diprediksi, tetapi itu hanya sebagain kecil saja.
2. Orang dengan kondisi kesehatan mental tidak dapat bekerja
Baca Juga: Tidak Benar, Ini 5 Mitos Soal Kesehatan Mental yang Banyak Dipercaya
Asumsi yang salah berikutnya yakni anggapan orang yang memiliki masalah mental tidak dapat bekerja.
Memang benar bahwa seseorang yang hidup dengan kondisi kesehatan mental yang sangat parah mungkin tidak dapat melakukan pekerjaan biasa.
Namun, mayoritas orang dengan masalah kesehatan mental dapat menjadi seproduktif individu tanpa gangguan kesehatan mental.
Hal tersebut dibuktikan dalam studi Employment Status of People With Mental Illness: National Survey Data From 2009 and 2010 yang menyelidiki status pekerjaan menurut tingkat keparahan penyakit mental.
Para penulis menemukan bahwa, memang tingkat pekerjaan menurun dengan meningkatnya keparahan penyakit mental.
Akan tetapi perlu diketahui pula kalau 54,5 persen individu dengan kondisi parah dipekerjakan, dibandingkan dengan 75,9 persen orang tanpa penyakit mental.
3. Orang dengan skizofrenia memiliki kepribadian ganda
Informasi mengenai orang dengan skizofrenia memiliki kepribadian ganda itu tidak benar.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Hal yang Dialami Anak Jika Minat dan Bakatnya Tak Didukung Orang Tua
Perlu diketahui dahulu kalau skizofrenia ditandai dengan distorsi dalam pemikiran, persepsi, emosi, bahasa, rasa diri, dan perilaku.
Di mana distorsi ini dapat mencakup halusinasi dan delusi.
Di samping itu, skizofrenia tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif, yang dulu disebut gangguan kepribadian ganda.
4. Masalah kesehatan mental bersifat permanen
Harus dicatat baik-baik kalau diagnosis kesehatan mental belum tentu akan dialami seumur hidup atau kondisi permanen.
Pasalnya pengalaman setiap individu dengan penyakit mental berbeda.
Di mana mungkin orang lain memerlukan pengobatan atau terapi bicara untuk mengembalikan keseimbangan hidup mereka.
Jadi dengan pengobatan yang tepat maka masalah kesehatan mental dapat pulih.
5. Gangguan makan hanya menyerang perempuan
Asumsi salah kaprah berikutnya yakni tentang anggapan kalau gangguan makan hanya menyerang perempuan.
Bahkan ada stereotip bahwa gangguan makan hanya dialami perempuan muda, kulit putih, dan kaya, padahal kondisi tersebut sebenarnya dapat mereka dapat memengaruhi siapa saja.
Nah, dari ulasan di atas, dapat diketahui ya kalau masih ada anggapan yang salah akan gangguan mental, jadi yuk bantu sebarkan informasi yang benar.
Kawan Puan, jangan lupa juga untuk selalu menjaga kondisi kesehatan mental sendiri agar kualitas hidup tetap baik.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tahu, Ini Perbedaan Minat dan Bakat pada Anak
(*)