Suka Mengintip Menjadi Tanda Gangguan Preferensi Seksual, Apa itu Voyeurisme?

Anna Maria Anggita - Rabu, 8 Juni 2022
Kebiasaan mengintip menjadi tanda gangguan preferensi seksual dengan jenis voyeurisme
Kebiasaan mengintip menjadi tanda gangguan preferensi seksual dengan jenis voyeurisme stockce

Parapuan.co - Kawan Puan, tentu kamu pernah mendengar berita atau informasi dari media sosial atau bahkan dialami langsung, di mana ketika ganti baju ada yang mengintip.

Diintip saat ganti baju tentu sangat menjengkelkan, ya Kawan Puan.

Meski begitu, kamu harus tahu kalau pelaku pengintipan mengalami parafilia.

"Dalam teori psikologi abnormal, ada yang disebut dengan parafilia. Jadi parafilia ini merupakan gangguan preferensi seksual," ujar Vina Witri Astuti, M.Psi., Psikolog.

Saat dimintai keterangan oleh PARAPUAN pada Kamis (2/6/2022), Vina selaku psikolog klinis keluarga, mengungkap kalau pelaku kebiasaan mengintip itu gangguan preferensi seksual atau parafilia dengan jenis voyeurisme.

Apa itu voyeurisme?

Dilansir dari MSD Manuals, voyeurisme itu adalah tindakan mengamati (mengintip) untuk membangkitkan hasrat.

Kondisi ini abnormal, karena pengidap voyeurisme ini mendapatkan kenikmatan seksual tanpa aktivitas seks, jadi hanya mengamati saja.

Voyeurisme biasanya dimulai pada masa remaja atau awal masa dewasa.

Baca Juga: Sempat Viral Kasus Hubungan Seks pada Hewan, Psikolog Ungkap Bestialitas yang Dialami Pelaku

 

 Faktanya juga voyeurisme menjadi salah satu jenis parafilia yang umum.

Biasanya gangguan preferensi seksual ini lebih umum terjadi pada laki-laki, namun tak menutup kemungkin pula kalau perempuan juga mengalami kondisi yang sama.

Orang dengan gangguan voyeurisme sendiri dapat mencari peluang dan bahkan menghabiskan banyak waktu untuk mengintip.

Akibatnya, mereka mungkin mengabaikan aspek-aspek penting dari kehidupan dan tidak memenuhi tanggung jawab.

Lantas bagaimana mendiagnosis voyeurisme?

Tenaga profesional kesehatan mental akan mendiagnosis gangguang voyeurisme ketika:

- Ada seseorang yang telah berulang kali dan sangat terangsang dengan mengamati orang yang tidak menaruh curiga yang telanjang, membuka pakaian, atau terlibat dalam aktivitas seksual.

- Tertekan dan merasa kurang mampu dalam melakukan aktivitas baik di tempat kerja, keluarga, maupun interekasi dengan teman

Baca Juga: Kenali 4 Isyarat Rasa Lapar, Bisa Bantu Cegah Makan Berlebihan

- Kebiasaan mengintip telah dimiliki selama enam bulan atau lebih

Pengobatan voyeurisme

Mereka yang mengidap voyeurisme dapat menjajal berbagai perawatan seperti:

- Psikoterapi

- Kelompok pendukung

- Mengoonsumsi antidepresan tertentu yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI)

Apabila berbagai langkah perawatan di atas tidak efektif dan maka akan ada pengobatan tingkat lanjut.

Di mana tenaga profesional kesehatan mental mungkin akan menggunakan obat-obatan yang mengurangi kadar testosteron, untuk  mengurangi gairah seks dapat digunakan.

Obat-obatan tersebut seperti

- Leuprolide 

- Medroxyprogesterone acetate

Berbagai pengobatan di atas bisa dilakukan, asalkan orang yang mengidap voyeurisme setuju untuk menggunakan obat tersebut.

Selama pengobatan, dokter secara berkala akan melakukan tes darah untuk memantau efek obat pada fungsi hati, serta tes lainnya, termasuk tes kepadatan tulang dan tes darah untuk mengukur kadar testosteron.

Tentunya berbagai kondisi di atas dilakukan agar kesehatan mental pasien bisa pulih.

Baca Juga: Kenali 3 Komplikasi Binge Eating Disorder, Obesitas hingga Depresi

(*)

Sumber: MSD Manuals
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja