Parapuan.co - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura mengumumkan adanya satu kasus cacar monyet atau monkeypox di negara tersebut.
Penderita merupakan seorang pengunjung yang transit di Bandara Internasional Changi dalam perjalanannya menuju Bandara Sydney Kingsford Smith, Australia.
Awalnya, pengunjung berjenis kelamin pria tersebut terbang pada 1 Juni dari Barcelona, Spanyol, dan tiba di Singapura pada 2 Juni.
Diketahui, status positif cacar monyet terdeteksi di Sydney ketika pria yang bersangkutan menjalani pemeriksaan.
Lebih lanjut, Kemenkes Singapura menyatakan bahwa pria tersebut menghabiskan seluruh waktunya di ruang transit Bandara Changi hingga penerbangan berikutnya pada 3 Juni.
Penularan Cacar Monyet
Adanya kasus cacar monyet di Singapura tentu menjadi perhatian tersendiri lantaran negara tersebut dekat dengan Indonesia.
Perlu diketahui, sebagian besar kasus cacar monyet ditularkan melalui kontak fisik dekat dan tidak melalui udara seperti Covid-19.
Mengutip Kompas.com, dr Pratiwi Prasetya Primisawitri, mahasiswa PPDS-DV yang bertugas di Poliklinik Infeksi Tropik KSM Ilmu Dermatologi dan Venereologi RSUD dr Moewardi menjelaskan penularan cacar monyet.
Baca Juga: 4 Fakta Cacar Monyet, Mulai Cara Penularan hingga Gejalanya
dr Pratiwi mengatakan bahwa penularan dari hewan ke manusia (zootonik) dapat terjadi karena kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit, atau mukosa dari hewan yang terinfeksi.
"Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi," kata dr Pratiwi.
Lebih lanjut, kata dr Pratiwi, penularan melalui saluran pernapasan biasanya memerlukan kontak dekat yang berkepanjangan.
Gejala Cacar Monyet
Dr dr Prasetyadi Mawardi, SpKK(K), FINSDV, FAADV, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret mengatakan, manifestasi klinik cacar monyet dibagi menjadi dua periode, yaitu masa invasi dan masa erupsi.
Gejala pada masa invasi seperti demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, myalgia (nyeri otot), dan astenia hebat (kekurangan energi).
Sementara pada fase erupsi, gejala mungkin muncul sekitar 1-3 hari setelah demam, seperti ruam di kulit.
"Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah dan ekstremitas daripada di badan. Yang bisa digunakan sebagai penanda adalah adanya ruam di daerah wajah," jelas dr Prasetyadi.
Ia menambahkan, sebagian besar pasien cacar monyet menderita ruam di telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam diawali dengan makula (perubahan warna merah), berkembang menjadi papula (benjolan kecil dengan perabaan keras dan padat), lalu berkembang menjadi plenting (berisi cairan atau nanah).
Jadi, itulah penjelasan singkat tentang penyakit cacar monyet beserta gejalanya ya, Kawan Puan.
Baca Juga: 5 Klasifikasi Kasus Cacar Monyet yang Ditetapkan Kemenkes, Apa Saja?