Tidak ada kaca, tetapi bangunan terminal bandara menggunakan banyak kayu yang sebagian besarnya merupakan kayu bekas.
Uniknya lagi, bandara ini memiliki desain interior yang sangat minim sekat sehingga sinar matahari bebas masuk ke terminal bandara.
Bagian menarik berikutnya dari pembangunan bandara tersebut adalah hampir di setiap sudut terminal, dimana para pengunjung dapat melihat kolam ikan.
Tak berhenti sampai disitu, pengunjung juga akan dibuat terpukau dengan adanya banyak tanaman hijau.
2. Atap bandara mengadopsi rumah Suku Osing
Selain memiliki konsep hijau dan ramah lingkungan, terminal Bandara Banyuwangi juga mempunyai keunikan dalam arsitektur bangunannya.
Hal itu tampak pada bagian atap terminal bandara yang mengadopsi budaya khas masyarakat Osing sebagai suku asli Banyuwangi.
Bentuk budaya lokal lainnya yaitu Kiling, sebuah kincir angin sebagai budaya lokal Suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar udara.
Para penumpang juga bisa melihat pemandangan persawahan hijau dan pemandangan aktivitas di bandara dari lantai dua.
Baca Juga: Hidden Gem Banyuwangi Ini Bernuansa KKN di Desa Penari, Mana Saja?