DKI Jakarta Jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia, Ini Daerah yang Paling Buruk

Firdhayanti - Kamis, 16 Juni 2022
Polusi udara di Jakarta.
Polusi udara di Jakarta. CreativaImages

Parapuan.co - Hingga hari Kamis (16/6/2022), kualitas udara di DKI Jakarta memiliki konsentrasi PM2.5 pada pukul 8.00 WIB.

Menurut situs AQ Index (Air Quality Index) Konsentrasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini 14 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. 

Angka PM 2.5 mengartikan partikel udara berukuran lebih kecil dari 2.5 mikrometer.

Sebelumnya, kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang paling buruk di dunia.

Dalam situs tersebut, kualitas udara di Jakarta pun ditandai dengan warna merah yang mengindikasikan tidak sehat.

Dalam data situs terakhir pada 16 Juni pukul 09.00 WIB, setelah DKI Jakarta, posisi kedua kota dengan kualitas udara terburuk ditempati oleh Dhaka (Bangladesh) dengan indeks 154. 

Setelahnya, disusul Santiago (Cile) dengan indeks 152, Kathmandu (Nepal) dengan indeks 144, dan Wuhan (China) di angka 144. 

Dilihat lebih rinci, terdapat 5 daerah di DKI Jakarta yang memiliki peringkat terburuk. 

Adapun daerah tersebut adalah Angkasa-Kemayoran dengan indeks 185.

Baca Juga: Ikuti 5 Cara Efektif Hilangkan Bau Asap Rokok di Dalam Rumah

Diposisi kedua ada  Gading Harmony dengan indeks 174, disusul Jalan Pasir Putih II
(174) TJ Depo Rawa Buaya (172) dan TJ Depo Pesing (170). 

Karena udara yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan, masyarakat direkomendasikan untuk melindungi diri dari polusi udara dengan mengenakan masker di luar ruangan.

Aktivitas di luar ruangan juga dianjurkan untuk dihindari agar tidak terpapar polusi udara.

Selain itu, disarankan pula untuk menggunakan penjernih udara dan menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Diwartakan oleh Kompas.com, pada hari Rabu (15/6/2022) pada pukul 12.50 WIB lalu, Jakarta memiliki konsentrasi PM2.5 dan 17.4 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. 

Menanggapi hal ini, Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan kelembapan tinggi dan suhu udara yang rendah menjadi penyebab buruknya udara.

"Berdasarkan data dari Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada tanggal 15 Juni 2022 sejak dini hari kelembapan tinggi, sedangkan suhunya rendah. Akibatnya, polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Yogi saat dihubungi wartawan, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga: 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Polusi Udara di Dalam Rumah

Selain itu, adapun faktor lain dari tercemarnya udara DKI Jakarta adalah banyaknya kendaraan di jalanan Jakarta. 

Udara Jakarta yang tercemar juga mengakibatkan langit terlihat agak gelap, yang juga diakibatkan oleh faktor cuaca.

Tak cuma itu, langit turut terlihat seperti berkabut, Kawan Puan. 

"Maka, akan terlihat kondisi kualitas udara seperti kabut, didukung juga dengan cuaca yang mendung," pungkasnya.

(*)

Sumber: Kompas.com,iqair.com
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja