Parapuan.co - Kawan Puan, Kartu Prakerja rupanya menjadi program rutin pemerintah yang dinilai efektif hingga menerima banyak pujian.
Salah satunya dari Bank Dunia yang beberapa waktu lalu disampaikan melalui Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen.
Mengutip Kontan.co.id, Satu Kahkonen menyebut kalau program Kartu Prakerja merupakan salah satu hal inovatif yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Ia menambahkan, Kartu Prakerja juga merupakan kebijakan pasar tenaga kerja aktif sekaligus program bantuan sosial dari pemerintah.
Belum lagi, Indonesia menjadi negara pertama yang mengimplementasikan mekanisme pembayaran Government to Person (G2P) yang berorientasi pada penerima pada program Kartu Prakerja ini.
Menyusul pujian dari Bank Dunia, baru-baru ini pemerintah tengah menyiapkan berbagai kebijakan untuk Kartu Prakerja.
Salah satunya menyiapkan sarana dan prasarana menjalankan program pelatihan secara offline atau luring.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari.
"Kami sedang menyiapkan yang diperlukan nanti di lapangan," tutur Denni dalam acara Media Briefing di Media Center Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga: Ikut Kartu Prakerja Gelombang 32? Pahami Arti 3 Status di Dashboard Ini
Untuk saat ini, pelaksanaan pelatihan kerja secara tatap muka bagi penerima manfaat Kartu Prakerja memang masih dalam tahap uji coba.
Seperti diketahui, meski sudah ada kelonggaran pembatasan sosial, masyarakat perlu waspada lantaran masih dalam suasana pandemi.
"Kita coba pilot project dulu supaya kita belajar untuk pelatihan offline, ini kan buat belajar juga," ucap Denni Puspa Purbasari lagi.
Untuk mekanismenya sendiri, Ketua Tim Pelaksana Program Kartu Prakerja Rudi Salahuddin telah memberikan penjelasan.
Ia mengungkapkan bahwa pelatihan tatap muka akan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Yaitu dengan mendahulukan pelatihan offline untuk jenis pekerjaan yang dibutuhkan dalam waktu singkat dan bisa menyerap banyak tenaga kerja.
"Nanti kita akan lebih heavy ke pelatihan-pelatihan offline untuk pekerjaan yang dibutuhkan dalam waktu singkat," jelas Rudi.
Sementara itu, Rudi menambahkan, pelatihan yang dilakukan secara offline akan membuka kuota lebih besar dibandingkan pelatihan online selama dua tahun belakangan.
Lebih lanjut, program Kartu Prakerja sendiri rencananya masih akan dilakukan hingga tahun 2023 mendatang.
Penerima manfaat juga bakal bertambah, mengingat dibukanya pendaftaran pelatihan secara online maupun offline.
Baca Juga: Lolos Kartu Prakerja? Ini Cara Beli Pelatihannya Lewat 2 Marketplace
(*)