Parapuan.co - Kesehatan mental harus dijaga dengan baik karena bisa berdampak bagi kondisi fisik, termasuk kesehatan reproduksi perempuan.
Kesehatan mental yang kurang dijaga juga berdampak pada siklus menstruasi, lo.
Kondisi tersebut terjadi karena hormon pada tubuh ituberpengaruh pada emosi dan suasana hati, bahkan kualitas hidup perempuan.
Mengutip dari Womens Health, berikut ini kondisi mental yang berpengaruh pada kesehatan reproduksi perempuan, terutama saat menstruasi, apa saja?
1. Sindrom pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi yang dikenal sebagai PMS, ini biasa menimbulkan gejala yang kurang nyaman bagi perempuan, seperti:
- Kembung
- Sakit kepala
Selain gejala fisik, kondisi yang mengganggu kesehatan organ kewanitaan ini juga membuat perempuan murung.
Baca Juga: Mengenal Pengobatan Ayurveda, Penyembuhan Tradisional Tertua Asal India
Bahkan, perempuan dengan gangguan depresi atau kecemasan mungkin mengalami gejala PMS yang lebih buruk.
Sebagian orang juga mungkin mengalami gejala PMS yang lebih buruk, baik itu sebelum maupun selama periode datang bulan.
Untuk meredakan kondisi mental yang berpengaruh pada kesehatan reproduksi perempuan ini, sebaiknya Kawan Puan berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
2. Gangguan disforik pramenstruasi
Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD) adalah kondisi yang mirip dengan PMS tetapi dengan gejala yang lebih parah, termasuk:
- Depresi berat
- Lekas marah
Gejala PMDD ini sangat sulit dikelola, sehingga mengganggu kesehatan organ kewanitaan dan juga kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Waspadai Dampak Buruk Jika Kesehatan Reproduksi Perempuan saat Menstruasi Kurang Dijaga
PMDD lebih sering terjadi pada perempuan yang memang kesehatan mentalnya terganggu seperti kecemasan atau depresi.
Apabila Kawan Puan merasa mengalami PMDD tak ada salahnya untuk ke profesional medis atau mental, sebelum gejala depresi atau kecemasan yang lebih buruk.
3. Siklus menstruasi tidak teratur
Perempuan yang mengalami gangguan kecemasan dan gangguan penggunaan zat lebih cenderung memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek.
Bahkan siklus menstruasi lebih pendek dari 24 hari.
Kondisi tersebut dibuktikan dalam studi Associations between Psychiatric Disorders and Menstrual Cycle Characteristics.
Tak hanya itu saja, penelitian Menstrual functioning and psychopathology in a county-wide population of high school girls mengungkap siklus yang tidak teratur juga terkait dengan gangguan makan dan depresi.
Temuan lainnya yakni perempuan dengan gangguan bipolar juga dua kali lebih mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur.
Fakta tersebut berdasarkan hasil studi Menstrual dysfunction prior to onset of psychiatric illness is reported more commonly by women with bipolar disorder than by women with unipolar depression and healthy controls.
Dari ulasan di atas dapat dipahami bahwa mental berdampak pada siklus menstruasi.
Oleh karena itu jika di antara Kawan Puan ada yang merasa kondisi mentalnya terganggu jangan ragu untuk memeriksakan diri demi kesehatan reproduksi perempuan yang baik.
Baca Juga: Demi Jaga Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Waktu yang Tepat Ganti Pembalut
(*)