Misalnya pasien yang sedang hamil, menyusui, mengidap penyakit autoimun, ataupun bentuk-bentuk alergi lain yang berat.
"Biasanya pasien akan ditanya apakah punya riwayat alergi atau penyakit tertentu," tambahnya.
Kita sebagai pasien juga sebaiknya secara aktif menyampaikan kepada dokter kondisi kesehatan atau penyakit apa yang sedang diidap.
Hal ini penting untuk dilakukan agar dokter lebih selektif dalam memilih perawatan yang cocok bagi pasien tersebut.
Sesuaikan Keinginan dan Ekspektasi
Penting untuk diingat bahwa prosedur kecantikan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien dan harapan yang ingin digapai.
Mulai dari bagian tubuh mana yang ingin ditonjolkan atau diperbaiki, apakah kulit atau bentuk wajah, seperti memancungkan hidung, membuat dagu lebih proporsional, atau membuat pipi lebih berisi.
Keinginan tersebutperlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk dilihat apakah tindakan estetika yang dipilih cocok, seperti apa risikonya, dan juga agar pasien bisa menyesuaikann harapan dengan ekspektasinya.
"Karena banyak sekali pasien ingin iniitu, ekspektasinya terlalu tinggi. Tetapi mungkin dari kondisinya, ternyata tidak memungkinkan dilakukan tindakan tersebut," papar dr. Aldi.
Sehingga menurutnya penting untuk bisa menyesuaikan keinginan dengan ekspektasi yang akan didapatkan.
"Jadi memang sebaiknya, segala sesuatunya itu dikonsultasikan terlebih dahulu, dilihat langsung oleh dokternya. Apakah memang tindakannya cukup dengan tindakan estetik yang non-operatif, atau mungkin membutuhkan tindakan lanjutan oleh dokter bedah plastik rekonstruktif dan estetik," tutupnya.
Itu dia beberapa hal yang perlu Kawan Puan ketahui sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur kecantikan.
Ingat, untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran perawatan yang murah namun berisiko yah, Kawan Puan.
(*)
Baca Juga: Apa Itu Breast Augmentation, yang Bisa Mengencangkan Bentuk Payudara?