Baca Juga: Ini Karakter Perempuan di Film Keluarga Cemara 2, Adhisty Zara Jadi Anak Sulung
Di sisi lain, Ara (Widuri Putri Sasono) merasakan dilema anak tengah yang kadang kehilangan perhatian dari orang tuanya.
Imajinasi Ara juga sedang tumbuh, membuatnya percaya bahwa ia bisa berteman dan berbicara dengan seekor ayam yang ia temukan di pinggir jalan.
Menariknya, petualangan Ara dan ayam peliharaannya menjadi pusat konflik utama dalam film ini.
Kedua putri Abah dan Emak ini sedang berada di masa peralihan, menuju masa remaja dan memiliki rasa penasaran yang tinggi.
Tanpa ada drama keluarga yang berlebihan seperti pertengkaran yang gaduh, Keluarga Cemara 2 secara perlahan memberikan catatan penting bagi orang tua.
Permasalahan utama dalam film ini memang terlihat sederhana, namun solusi yang ditawarkan menjadi refleksi penting bagi penonton.
Keluarga Cemara 2 menyampaikan pesan bahwa setiap anggota keluarga harus saling memahami dan mendengarkan.
Sedari awal perkenalan masalah, penonton sudah menyadari bahwa konflik bisa diselesaikan hanya dengan mendengarkan.
Kemudian, setiap adegan demi adegan adalah pembuktian bahwa mendengarkan bukanlah 'hanya'.
Keluarga Cemara 2 memberikan pelajaran bahwa dalam membangun keluarga, semua anggota harus saling terbuka.
Selain itu, setiap keluarga harus menyampingkan ego masing-masing, termasuk orang tua.
Selain itu, film ini juga mengingatkan penonton bahwa buah dari pekerjaan keras tidak dapat membayar waktu dan kebersamaan dengan keluarga.
Seperti bunyi lirik lagu Keluarga Cemara, sesungguhnya harta yang paling berharga adalah keluarga.
Baca Juga: Film Keluarga Cemara: Mimpi dan Harapan Anak Menjadi Kekuatan bagi Orang Tua
(*)