Parapuan.co - Tidak pernah ada sekolah untuk menjadi orang tua, karena memang mengemban peran ini adalah hal tersulit yang harus dilakukan seseorang.
Bahkan, dalam upaya menjadi orang tua yang baik, terkadang kita justru terjebak dalam pola pengasuhan yang toksik atau juga dikenal dengan toxic parenting.
Sayangnya, kadang kita tak menyadari telah melakukan hal tersebut kepada anak-anak kita.
Toxic parenting umumnya terjadi saat orang tua merasa tahu apa yang harus dilakukan agar sang anak bisa mendapatkan hal yang terbaik.
Namun terkadang dalam praktiknya justru kurang memperhatikan kebutuhan anak saat mewujudkannya.
Di sisi lain, masih banyak orang tua menganggap bahwa anak memiliki kewajiban untuk selalu mengikuti dan mematuhi perintah serta perkataan orang tuanya.
Padahal, hal ini justru akan membuat anak merasa tak memahami dirinya sendiri. Alhasil ketika anak membuat keputusannya sendiri, hal ini dianggap sebagai bentuk protes pada orang tua.
Itulah salah satu contoh jebakan toxic parenting, yang jika dibiarkan begitu saja, dapat memberikan dampak buruk terhadap anak.
Luka batin masa kecil atau inner child akan tumbuh menjadi trauma hingga anak tumbuh dewasa.
Baca Juga: Orang Tua Merasa Paling Benar? Waspadai Jebakan Toxic Parenting
Anak-anak korban pola pengasuhan yang toksik akan tumbuh besar menjadi pribadi yang enggan untuk bercerita.
Mereka bisa saja merasa, keluarga bukanlah 'rumah' aman untuk mereka kembali.
Dengan begini tak heran jika anak cenderung menutup diri, enggan untuk terbuka dengan orang tuanya.
Bahkan ironisnya lagi, beberapa sampai ada yang terjerumus dalam hal-hal berbahaya demi bisa merasa 'merdeka' dari orang tuanya. Dan pada akhirnya, anak kembali menjadi korban.
Sebagai seorang korban dari toxic parenting, Halimah, seorang praktisi gentle parenting, berupaya keras untuk memutus rantai tersebut.
Ia dengan lantang dan gamblang menyuarakan sekaligus mencontohkan pada banyak orang tentang bagaimana menerapkan gentle parenting.
Hal ini ia lakukan agar tidak ada lagi anak-anak mengalami hal yang sama seperti dirinya.
Para pengguna media sosial seperti Instagram dan TikTok pasti tak asing dengan akun @dailyjour milik Halimah, yang kerap membahas seputar pola asuh yang mengedepankan perasaan anak.
Bukannya tanpa sebab ia melakukan hal ini, karena bagi Halimah toxic parenting bukanlah hal yang bisa dianggap sepele.
Baca Juga: Gentle Parenting di Mulai dari Orang Tua, Berikut Manfaatnya!
Tak hanya membagikan pandangan soal gentle parenting di media sosial, Halimah bahkan mendirikan sebuah komunitas Lingkar Aman.
Ini adalah komunitas yang dibangun untuk menjadi ruang aman bagi orang tua dan anak.
Orang-orang dengan permasalahan yang serupa dipertemukan dan dikumpulkan dalam satu grup yang dipantau oleh profesional.
Tujuannya adalah agar mereka bisa saling sharing soal permasalahan mereka.
Kawan Puan pun bisa belajar dan berbincang langsung dengan Halimah di acara Arisan Parapuan bertajuk Menjadi Rumah untuk Anak yang diadakan pada Kamis, 30 Juni 2022, pukul 15.00.
View this post on Instagram
Acara yang diadakan dalam bentuk webinar ini akan membahas tentang bahaya toxic parenting sekaligus cara agar kita bisa menciptakan ruang aman dalam keluarga.
Untuk mengikuti acara ini secara gratis, Kawan Puan bisa mendaftar melalui tautan berikut ini.
Kawan Puan bahkan bisa bertanya langsung pada Halimah tentang berbagai permasalahan dalam pola asuh pada anak atau hubungan dengan orang tua.
Segera daftarkan dirimu dan sampai jumpa di Arisan Parapuan yah.
(*)
Baca Juga: Ingin Putuskan Rantai Toxic Parenting, Ini Perjalanan Halimah Dailyjour