Telementoring ECHO, Tingkatkan Hasil Penatalaksanaan Kanker di Indonesia

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 2 Juli 2022
ECHO sebagai salah satu cara dalam pengobtan kanker
ECHO sebagai salah satu cara dalam pengobtan kanker iStock

“Program telementoring ECHO ini sangat baik dan ditunggu-tunggu untuk kita melakukan transformasi kesehatan. Kami mendorong kolaborasi aktif antara pemerintah, publik, dan swasta untuk terus berupaya mendorong akselerasi pengembangan deteksi dini dan pengobatan kanker,” ungkap drg. Arianti Anaya, M.K.M., Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dalam acara virtual Forum Diskusi 'Mencapai Luaran Pelayanan Kanker Nasional: Best Practice dan Peta Jalan untuk Telementoring ECHO', Kamis (30/6/2022).

“Untuk itu, kami sangat mengapresiasi inisiatif dan kolaborasi yang baik bersama Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Roche Indonesia selama menjalankan Project ECHO di Indonesia. Seiring berjalannya program ini, kami berharap lebih banyak lagi tenaga kesehatan dan rumah sakit yang turut berpartisipasi dan mengadopsi program telementoring ECHO untuk penanganan kanker, dan semoga ke depannya dapat berkembang juga untuk penyakit lain,” tambahnya.

Saat ini, jumlah dokter spesialis penyakit hematologi-onkologi medik di Indonesia hanya berjumlah 188 orang, dan spesialis bedah onkologi hanya berjumlah 202 orang.

Angka ini sangat jauh di bawah kebutuhan masyarakat Indonesia akan bantuan terhadap kanker, yaitu sekitar 0,07 dari 100 ribu penduduk.

Jumlah ini juga masih tergolong sangat rendah dibandingkan dengan jumlah yang direkomendasikan oleh UK Royal College of Physician, yaitu sebesar 1,42 untuk tiap 100 ribu penduduk.

Selain itu, tidak hanya jumlah tenaga medis profesional yang tidak merata di geografis Indonesia, namun dengan terus berkembangnya teknologi tapi tidak didukung dengan pembaharuan fasilitas dan informasi di wilayah-wilayah kecil, juga mengakibatkan keterbatasan dalam penanganan pasien kanker.

Sebenarnya, program telementoring ECHO ini dapat dikatakan sebagai kendaraan yang cepat untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam melayani pasien kanker di fasilitas kesehatan.

Pada praktiknya, tim ahli akan memberikan pendampingan klinis secara virtual, meningkatkan kapasitas bagi penyedia layanan kesehatan agar dapat melakukan penanganan terbaik bagi masyarakat yang belum terlayani di wilayahnya.

Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Tingkatkan Angka Harapan Hidup bagi Pengidap Kanker



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja