Bronkiolitis, Infeksi Paru-Paru yang Umum Terjadi pada Bayi dan Anak

Anna Maria Anggita - Minggu, 3 Juli 2022
Bronkiolitis jadi infeksi paru-paru pada bayi dan anak-anak
Bronkiolitis jadi infeksi paru-paru pada bayi dan anak-anak AlexLMX

Parapuan.co - Infeksi paru-paru tak hanya dapat menyerang orang dewasa, tapi juga dapat terjadi pada anak-anak bahkan bayi.

Salah satu jenis infeksi paru yang umum dialami anak dan bayi adalah bronkiolitis.

Bronkiolitis adalah infeksi pada saluran pernapasan, yang menyebabkan peradangan dan penyumbatan di saluran udara kecil (bronkiolus) paru-paru.

Mengutip dari Mayo Clinic, bronkiolitis yang sebagian besar disebabkan oleh virus, dan sering terjadi saat udara dingin.

Perlu diwaspadai, berikut ini gejala yang dialami seseorang saat mengalami bronkiolitis, di antaranya:

- Pilek

- Hidung tersumbat

- Batuk

- Demam ringan (tidak selalu ada)

Baca Juga: Jelang Iduladha, Waspadai Gejala dan Tanda Kolesterol Tinggi

- Mengi atau suara siulan bernada tinggi yang muncul saat bernapas

Saat terkena infeksi ini, gejala yang dialami pada awalnya akan mirip seperti flu biasa. 

Namun jika bertambah parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi batuk, mengi, hingga kesulitan bernapas. 

Pada bayi dan anak, pengobatan bronkiolitis dapat dilakukan dengan perawatan di rumah. 

Namun jika gejalanya cukup parah, maka pasien perlu dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. 

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter?

Sebagai orang tua, Kawan Puan harus memperhatikan kondisi anak, apakah si kecil mau makan dan minum atau tidak.

Jika anak tidak mau makan dan minum, kemudian kondisi napasnya lebih cepat atau sesak, sebaiknya segera ke dokter spesialis anak.

Baca Juga: Prematur hingga Autisme, Ini Dampak Polusi Udara Bagi Ibu Hamil

Berikut ini tanda anak harus mendapatkan perhatian medis:

- Suara mengi yang terdengar

- Bernapas sangat cepat dan dangkal, biasanya lebih dari 60 napas per menit (tachypnea) 

- Pernapasan yang sulit di mana tulang rusuk tampak menyedot ke dalam saat bayi menarik napas

- Penampilan lesu

- Menolak untuk minum atau bernapas terlalu cepat untuk makan serta minum

- Kulit membiru, terutama bibir dan kuku (sianosis)

Jadi pastikan sebelum kondisi anak memburuk, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Tetap jaga kesehatanmu dan keluarga ya, Kawan Puan!

(*)

Baca Juga: Deretan Olahraga yang Bantu Jaga Kesehatan Paru-Paru, Apa Saja?

(*)

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat