Namun, di waktu yang sama, Jane Foster yang juga berubah menjadi Thor versi perempuan, berhasil menjadi motivasi kuat bagi Thor.
Secara keseluruhan, film ini menjawab kebutuhan pahlawan super Thor, yaitu cinta dan hidup yang tenang.
Saat di tengah medan perang, Thor pun tidak berambisi untuk menang, ia bahkan sempat menyerahkan semua keputusan akhir kepada Gorr.
Hal yang ada di hati Thor adalah keselamatan dan waktu berharga yang bisa ia habiskan bersama orang-orang yang dicintainya.
Jane Foster sang perempuan berdaya
Jane Foster digambarkan sebagai karakter perempuan yang berdaya, walaupun usianya sudah tak lama lagi karena mengidap kanker.
Namun, Jane mengatakan bahwa ia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya di kasur rumah sakit, melainkan di medan perang.
Jane punya kendali penuh akan hidupnya, walaupun Thor menginginkannya untuk tetap tinggal di rumah sakit.
Jane memiliki mimpi yang kuat untuk menyelamatkan hidup dan memberikan dampak positif ke banyak orang.
Bahkan saat tubuhnya tak mampu untuk bergerak lagi, Jane tetap bertarung untuk menyelamatkan anak-anak di Kota Asgard.
Cinta dan mimpi Jane Foster menjadi inspirasi bagi Thor, anak-anak muda, dan para pejuang di Asgard.
Kawan Puan, itu dia ulasan dari film Thor: Love and Thunder yang bisa kamu saksikan di seluruh bioskop Indonesia.
Baca Juga: Kata Sutradara Soal Perbedaan Thor: Love and Thunder dengan Film Sebelumnya
(*)