Dibagian awal lagu, Ardhito seolah-olah mempertanyakan makna hidup dan disandingkan dengan iringan piano, orkestrasi yang lirih, dan sahut paduan suara.
Tak hanya itu, aransemen lagu tersebut tumbuh selarah ketikan bagian orkestrasi maupun paduan suara.
Ardhito mengaku lagu tersebut awalnya tidak bisa ia rekam karena tidak mengetahui bagaimana cara menyanyikannya.
“Di-take pertama, Oomleo merasa gue tidak nyaman dan terengah-engah. Jadi yang sudah dalam versi lagunya, itu setelah melalui take ke-100 sekian," ungkap Ardhito seperti dikutip dari Kompas.com.
Kemudian Ardhito pun menggunakan metode satu kali rekam, hal ini dilakukan untuk memberikan esensi vokal yang maksimal dalam situasi terbatas.
Layaknya periode rekaman menggunakan pita.
Meski sudah didukung oleh berbagai teknologi, Ardhito lebih memilih menggunakan metode yang dia gunakan.
Bagi kamu yang belum mendengarkan Wijayakusuma, kamu dapat mendengarkannya di berbagai platform musik.
Baca Juga: 9 Hari di Penjara, Ardhito Pramono Mengaku Tetap Produktif Ciptakan 3 Lagu
(*)