Parapuan.co - Beberapa waktu lalu, banyak masyarakat yang diresahkan oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Termaskuk sapi yang akan dijadikan hewan kurban.
Bahkan, muncul pesan berantai yang berisikan larangan untuk memask sate.
Pesan tersebut mengimbau masyarakat untuk memasak makanan dengan direbus selama 30 menit ketimbang memasak sate.
Sontak hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan menimbulkan pertanyaan.
Melansir dari Kompas.com, Kementrian Kesehatan memberikan komentar terkait kondisi ini.
Penjelasan Kemenkes dan IDI
Berdasarkan keterangan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, informasi tersebut tidak benar.
"Hoaks," kata Nadia.
Baca Juga: Jangan Asal Olah, Chef Ungkap Ciri Jeroan Sapi yang Segar dan Berkualitas Bagus
Hingga saat ini belum ada laporan kasus PMK dari hewan ke manusia, apalagi manusia ke manusia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Zubairi Djoerban membantah isi pesan berantai tersebut.
Ia menjelaskan, potensi penularan PMK dari hewan ke manusia sangat kecil.
Terutama jika kamu memasak daging menggunakan cara yang kurang tepat.
"Ini pun sebagian kecil terjadinya juga karena cara memasaknya kurang tepat. Namun walau cara masaknya kurang tepat juga tetap rendah," kata Zubairi terpisah.
Oleh karenanya, Zubairi menyebut larangan memasak sate saat Iduladha kali ini tidak bisa dibenarkan.
Bahkan, pemerintah Inggris secara resmi mengatakan bahwa PMK tidak memengaruhi manusia.
Artinnya, baik Kemenkes maupun IDI sepakat bahwa larangan "nyate" saat Hari Raya Iduladha bukanlah hal yang benar.
Kuncinya, olah daging kurban dengan tepat untuk menghindari penularan wabah PMK.
Baca Juga: 4 Cara Bersihkan Tusuk Sate Bambu Sebelum Dipakai untuk Bakar-bakaran
(*)