Parapuan.co - Menonton adegan pornografi memang dapat bermanfaat untuk pendidikan seksual hingga meningkatkan hubungan dengan pasangan.
Namun, pastikan untuk tidak sampai kecanduan film porno, pasalnya kondisi ini dapat berdampak buruk termasuk pada kesehatan mental.
Dilansir dari Very Well Mind, seseorang yang memiliki nafsu tinggi pada hal bernuansa erotis telah dikaitkan dengan gangguan kecemasan.
Di mana kecanduan pornografi yang merupakan gangguan perilaku, bahkan ditandai sebagai hiperseksual ini juga dapat menyebabkan:
- Gangguan suasana hati
- Penyalahgunaan zat
Bahkan berdasarkan studi Online Porn Addiction: What We Know and What We Don’t—A Systematic Review, menyatakan konsumsi pornografi yang berlebihan dapat menyebabkan ereksi berlebihan ditambah disfungsi seksual lainnya.
Tak hanya itu saja, seseorang yang terus-menerus menonton film pornografi, di mana ia melihat hubungan intim orang lain, bisa saja membuat perbandingan dan menciptakan rasa tidak puas.
Orang yang kencanduan pornografi mulai menganggap penampilan fisik dan kemampuan seksualnya lebih lemah, jika dibanding dengan pekerja seks.
Baca Juga: Waspadai 3 Masalah Kesehatan Akibat Stres Kronis, Apa Saja?
Lantas, apa saja tanda-tanda orang mengalami kecanduan pornografi?
1. Pengeluaran berlebihan untuk materi pornografi, terkadang dengan mengorbankan kebutuhan yang lebih penting;
2. Terlibat dalam perilaku seksual berisiko;
3. Penggunaan pornografi untuk mengatasi emosi yang sulit seperti rasa sakit, kecemasan, dan kesedihan;
4. Mengonsumsi film porno pada waktu dan momen yang berisiko;
5. Merasa marah karena disarankan untuk mengurangi konsumsi film porno;
6. Ketidakmampuan untuk berhenti dari pornografi walaupun sudah berusaha;
7. Merasa hubungan seksual kurang memuaskan.
Penting bagi Kawan Puan maupun orang terdekatmu untuk mengetahui tanda-tanda kecanduan pornografi supaya bisa segera diatasi.
Jika Kawan Puan merasa kecanduan pornografi, disarankan untuk konsultasi ke profesional kesehatan mental supaya mendapat pengobatan dan terapi yang tepat.
Baca Juga: Harga Diri Tinggi Jadi Kunci Kesehatan Mental, Simak Penjelasannya
(*)