3. Genetika
Gangguan depresi persisten juga dapat dialami oleh orang yang anggota keluarganya memiliki riwayat depresi.
Maksudnya yakni genetika menjadi salah satu faktor terjadinya distimia.
Meski begitu, dikutip dari Mayo Clinic, faktor risiko depresi yang datang dari genetika harus diteliti lebih lanjut.
4. Perbedaan Biologis
Orang dengan gangguan depresi persisten mungkin memiliki perubahan fisik di otak mereka.
Signifikansi dari perubahan di otak memang belum diketahui cara pasti, tetapi hal ini dapat membantu mencari tahu penyebab depresi.
Pencegahan Distimia
Kawan Puan, ada berbagai cara pencegahan distimia yang dapat dilakukan, seperti:
- Melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan stres, untuk meningkatkan ketahanan dan meningkatkan harga diri.
- Menjalin hubungan dengan keluarga dan teman yang dapat membantu mengatasi masalah di kala sulit.
- Jika sudah muncul tanda depresi segera dapatkan perawatan ke profesional kesehatan mental.
- Pertimbangkan untuk mendapatkan perawatan pemeliharaan jangka panjang untuk membantu mencegah kekambuhan gejala distimia.
Kawan Puan, itulah berbagai penyebab hingga pencegahan distimia atau gangguan depresi persisten.
Demi mencegah terjadinya distimia, usahakan selalu menghindari penyebabnya serta lakukan cara pencegahan yang disarankan di atas ya. (*)
Baca Juga: Terapi hingga Pengobatan, Ini Bentuk Perawatan bagi Orang Kecanduan Pornografi