Parapuan.co – Meski sempat terdampak oleh pandemi Covid-19, PT Martina Berto Tbk (MBTO) berhasil bangkit dan meningkatkan kinerja bisnisnya sepanjang 2021 sampai semester I-2022.
Direktur Utama MBTO Bryan David Emil melaporkan, pada triwulan pertama 2022, MBTO mampu mencetak pertumbuhan penjualan (growth of sales) sebesar 47,71 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 74 miliar.
“Kontribusi (penjualan) terbesar berasal dari segmen kosmetik, (yang) tumbuh 73,51 persen year-on-year menjadi Rp 51,21 miliar,” jelasnya dalam Public Expose yang membahas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Jumat (29/7/2022).
Pertumbuhan juga terjadi pada segmen produk jamu dengan jumlah penjualan Rp 595,23 miliar, atau tumbuh sebesar 71,24 persen. Lalu, penjualan produk di segmen lainnya bertumbuh 25,58 persen menjadi Rp 35,52 miliar.
Baca Juga: Lebih Siap Hadapi Risiko, Inilah Pentingnya Ilmu Bisnis Bagi Wirausaha
Kenaikan penjualan tersebut juga telah mendorong peningkatan beban pokok penjualan MBTO sebesar 20,64 persen, yakni dari Rp 35,78 miliar pada 2021 menjadi Rp43,17 miliar pada semester I-2022.
“Secara umum, kami optimistis prospek kinerja MBTO tahun ini dapat membaik seiring dengan perbaikan dari sisi penjualan bersih dan laba sebelum pajak,” imbuh Bryan.
Rencanakan target net sales 2022
Pada kesempatan yang sama, Managing Director MBTO Kilala Tilaar menyampaikan, manajemen MBTO akan berupaya mencapai target net sales sebesar Rp 416 miliar pada 2022, atau meningkat 97,15 persen dibandingkan net sales pada 2021.
“Kami akan fokus pada lima strategi utama, yaitu pembenahan pada sektor supply chain dan saluran distribusi, penyelamatan cash flow dan profitability, restructuring organization secara masif, meningkatkan strategi marketing, dan mendorong penjualan (produk) secara online,” jelas Kilala.
Baca Juga: Dukung Kebaya Goes to UNESCO, Dian Sastro Ajak Perempuan Indonesia Pakai Kebaya
Terkait produk, MBTO juga akan berupaya meningkatkan kualitas dan image brand yang berada di bawah naungannya, di antaranya Sariayu Martha Tilaar, Biokos, dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics.
Peningkatan kualitas dan image brand tersebut dilakukan dengan rejuvenasi desain kemasan, menciptakan inovasi produk, dan reformulasi produk yang sudah ada.
Selain itu, MBTO juga akan melakukan efisiensi pada harga pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) dari 63,33 persen menjadi 63,23 persen, serta efisiensi biaya pemasaran dan penjualan dari 38,21 persen menjadi 22,78 persen.
Dengan begitu, perusahaan dapat memperbaiki hampir seluruh rasio keuangan pada 2022. Perolehan earning before interest depreciation (EBITDA) pun ditargetkan bertumbuh pesat, dari minus Rp 66 miliar pada 2021 menjadi surplus Rp 28 miliar pada tahun ini.
Baca Juga: 7 Kesalahan Menggunakan TikTok untuk Bisnis yang Perlu Dihindari, Apa Saja?
Kemudian, operating profit diharapkan dapat bertumbuh dari minus Rp 99 miliar pada 2021 menjadi surplus Rp 7 miliar pada 2022. Demikian juga dengan pertumbuhan profit after tax, dari minus Rp 148 miliar pada 2021 menjadi minus Rp 15,353 miliar pada 2022.
Di samping itu, Sales and Marketing Director MBTO Jos Irwin Hartanto menyampaikan, MBTO akan mempertajam lini pemasaran dengan menerapkan strategi multi-distribution.
“Tujuan multi-distribution ini supaya produk kami lebih terdistribusi dengan merata,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Hartanto, MBTO telah memperluas jaringan distribusi melalui kerja sama dengan tiga perusahaan distributor, yakni Tiga Raksa, Penta Valent, dan Dos Ni Roha (DNR).
Baca Juga: Dibutuhkan Bidang Bisnis hingga Pemerintahan, Ini Tugas Utama Profesi Data Analyst
Selain itu, MBTO juga berupaya memperkuat penjualan melalui kerja sama dengan PT Tara Parama Semesta (TPS) yang bertanggung jawab mengelola gerai offline dan online Martha Tilaar Shop (MTS).
Hingga saat ini, TPS diketahui telah mengelola 9 gerai MTS dan 4 shop-in-shop yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, pada segi produksi, MBTO juga menjalin kerja sama dengan PT Cedefindo dengan nilai kontrak Rp 97 miliar. Unit usaha yang merupakan anak perusahaan dari MBTO tersebut bergerak di bidang contract manufacturing.
“Upaya peningkatan bisnis yang telah kami lakukan pada semester satu 2022 ini akan terus kami lakukan dan improve. Kami optimistis pencapaian (penjualan) tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu,” kata Hartanto.