Kapan Sebaiknya Berhenti Pakai White Noise untuk Menidurkan Bayi?

Parapuan.co - White noise dipercaya dapat membantu menidurkan bayi, membuatnya terlelap lebih cepat dan pulas.

Maka itu, tak heran kalau banyak orang tua membeli dan menggunakan mesin white noise untuk menidurkan bayi.

Namun, banyak pula orang tua yang berimprovisasi menggunakan sumber white noise lainnya.

Contohnya, yaitu suara yang dihasilkan dari kipas angin, pembersih udara, video suara ombak/air di YouTube, dan masih banyak lagi.

Penggunaan white noise menurut studi memang tidak dilarang, meski di sisi lain juga tidak berdampak signifikan pada tidur bagi sebagian bayi.

Seperti orang dewasa, bayi juga mempunyai preferensi tersendiri dalam hal suara untuk membantu mereka tertidur.

Bagi bayi yang terbiasa dengan white noise, kapan waktu yang tepat untuk berhenti menggunakannya?

Melansir What to Expect, suara white noise sangat membantu bayi tidur di awal-awal kehidupannya.

Terutama ketika ia menunjukkan tanda-tanda kolik saat berjuang untuk tidur lelap.

Baca Juga: Catat, Penyebab Bayi Begadang di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Akan tetapi, kamu sebagai orang tua tentu tidak ingin membiasakan anak tidur dengan suara-suara semacam itu sampai mereka besar.

Lebih dari itu, menggunakan white noise selama 24 jam selama seminggu penuh justru bisa menghalanginya belajar tidur sendiri.

Dikhawatirkan, ia akan kesulitan belajar menenangkan diri dan tidak bisa tidur tanpa bantuan.

Untuk itu kamu perlu membuat jadwal dan rutinitas waktu tidur untuk mengajarinya lebih mandiri.

Tidak ada waktu yang tepat tentang kapan harus berhenti menggunakan white noise pada bayi.

Ini karena setiap bayi mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda.

Yang terpenting adalah melatihnya tidur tanpa suara secara bertahap sampai ia terbiasa.

Kamu bisa berhenti menggunakan white noise apabila anak sudah bisa tidur sendiri.

Itulah informasi mengenai kapan harus berhenti menggunakan white noise untuk menidurkan bayi.

Baca Juga: Kapan Waktu Tepat Bagi Bayi Tidur di Kamar Sendiri? Ini Penjelasannya

(*)