“Retinoid sistemik, seperti isotretinoin, dapat menyebabkan cacat lahir, dan oleh karena itu kami tidak merekomendasikan penggunaan retinoid apapun selama kehamilan atau menyusui, meskipun penyerapan sistemiknya minimal,” ungkap dr. King.
Pasalnya memang, Air Susu Ibu (ASI) dibuat dengan cara menarik nutrisi dari aliran darah.
Hal inilah yang membuat ibu menyusui perlu menghindari kandungan skincare yang masuk ke aliran tersebut dan bisa memengaruhi ASI.
Walaupun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk benar-benar memahami jumlah retinol yang bisa terserap ke aliran darah, namun tetap saja bahan ini bisa berdampak negatif.
Retinol yang diaplikasikan di lapisan terluar kulit bisa masuk ke dalam aliran darah dan masuk ke tubuh bayi melalui ASI.
Lebih lanjut, menggunakan skincare mengandung retinol selama masa kehamilan bisa berdampak buruk bagi janin, termasuk risiko keguguran.
Sementara itu pada ibu menyusui, retinol bisa memengaruhi perkembangan bayi yang mengonsumsi ASI.
“Tidak ada bukti yang mendukung risiko ini, namun tidak ada pula bukti yang benar-benar membuktikan keamanannya. Makanya kami menyarankan untuk menghentikan pemakaiannya untuk mencegah risiko,” pungkas dr. Mraz-Robinson.
Baca Juga: Tak Bisa Sembarangan, Ini Cara Aman Pakai Skincare Retinol di Cuaca Panas
Kawan Puan yang saat ini tengah hamil atau menyusui bisa melanjutkan kembali penggunaan retinol setelah tak lagi menyusui.
Pasalnya menggunakan retinol setelah selesai masa menyusui bisa membantu mengatasi kulit kusam sampai hiperpigmentasi yang disebabkan oleh jerawat hormon.
“Retinol bisa membantu mengembalikan kulit setelah masa kehamilan dan menyusui dengan menghidupkan kembali kulit yang lelah, kusam, dan menghilangkan hiperpigmentasi dari jerawat yang disebabkan oleh hormon,” tambah dr. Mraz-Robinson. (*)