Parapuan.co - Bahasa dan pemahaman tiap orang yang berbeda seringkali menjadi penghambat sosialiasi bahaya kekerasan seksual di tengah masyarakat.
Upaya mendorong masyarakat agar lebih "melek" soal isu kekerasan seksual pun terasa sia-sia jika tindakan yang termasuk kekerasan seksual masih belum dipahami secara merata.
Kesepakatan istilah terkait kekerasan seksual lebih populer dalam bahasa Inggris yang tentunya tidak semua masyarakat Indonesia punya akses untuk mempelajarinya.
Maka, sebuah kamus soal tingkatan kekerasan seksual dan tindakan apa saja yang termasuk ke dalamnya menjadi urgensi bagi edukasi masyarakat Indonesia.
Gisela Swaragita, seorang jurnalis, menerjemahkan Rape Culture Pyramid menjadi Piramida Budaya Perkosaan yang disadurnya dari 11 Principle Consent.
Lewat unggahan di Twitter dan dokumen bebas akses, Gisela Swaragita dengan akun @gruusomeflower membagikan edukasi soal Piramida Budaya Perkosaan.
Piramida Budaya Perkosaan adalah sebuah skema yang meringkas hal-hal keseharian yang termasuk tindakan kekerasan seksual.
"Berbagi pemahaman soal pencegahan kekerasan seksual sering kepentok perkara bahasa. Istilah2 soal KS kebanyakan bhs Inggris, ga ada padanan umumnya di bhs indonesia," tulis Gisela Swaragita.
"Kami berupaya menerjemahkan Rape Culture Pyramid ke bhs Indonesia dgn harapan bs diterima ke lebih banyak kalangan," lanjutnya.
Berbagi pemahaman soal pencegahan kekerasan seksual sering kepentok perkara bahasa. Istilah2 soal KS kebanyakan bhs Inggris, ga ada padanan umumnya di bhs indonesia. Kami berupaya menerjemahkan Rape Culture Pyramid ke bhs Indonesia dgn harapan bs diterima ke lebih banyak kalangan pic.twitter.com/BZ6iECPLnF
— Gisa (@gruusomeflower) July 27, 2022
Baca Juga: Wacana Pemisahan Tempat Duduk Angkot Tidak Efektif, Pelecehan Seksual Didorong oleh Mindset