Parapuan.co - Seiring berjalannya waktu, berbagai kebutuhan akan semakin mahal.
Hal itu disebabkan oleh adanya inflasi yang akan hadir pada beberapa kebutuhan, seperti pendidikan anak.
Tentunya, pendidikan anak harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan menabung.
Selain menabung, ada cara lain dalam mempersiapkan biaya pendidikan anak, yakni dengan investasi.
Melansir wartakotalive.tribunnews, Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto mengungkapkan kekayaan yang dialokasikan pada produk investasi yang memberikan imbal hasil atau return lebih tinggi dibandingkan laju inflasi.
Manuel mengatakan, pilihan yang bisa dilakukan adalah dengan investasi reksadana.
Dengan dana awal dan rutin menanamkan investasi dalam jumlah tertentu, Kawan Puan bisa mendapatkan imbal hasilnya.
Sebagai contoh, jika Kawan Puan memberi dana asal sebesar Rp10 juta.
Setelahnya, Kawan Puan rutin melakukan investasi 1 juta per bulan dengan asumsi hasil 14 persen per tahun.
Baca Juga: Cocok untuk Pemula, Ini Tips Mulai Investasi Reksadana dari Maya Kamdani
Tentu keuntungan yang didapatkan selama beberapa tahun akan banyak.
Jika Kawan Puan ingin mengambil uang setrlah berinvestasi selama 17 tahun, kamu berpotensi mendapatkan hasil hampir Rp1 miliar.
Selain saham, reksadana juga memiliki berbagai jenis lainnya.
Jenis-jenis reksadana ini bisa disesuaikan dengan waktu dan tujuan yang hendak dicapai.
Reksadana saham biasa dilakukan untuk tujuan jangka panjang.
Ada reksa dana pendapatan tetap untuk orang yang memiliki toleransi risiko cenderung moderat dengan tujuan investasi jangka menengah-panjang.
Selain iti ada juga reksa dana berbasis pasar uang untuk tujuan dan kebutuhan jangka pendek.
Masing-masing reksadana ini biasanya juga memiliki berbagai risiko.
Reksa dana saham yang memiliki potensi risiko leih besar dibanding reksa dana jenis lain.
Baca Juga: Profil Maya Kamdani, Direktur dari BNP Paribas Asset Management
Kendati begitu, potensi returnnya juga biasanya lebih tinggi.
Sebaliknya reksa dana pasar uang yang minim risiko, juga memiliki tingkat return yang lebih rendah.
Dalam melakukan imvestasi untuk kebutuhan pendidikan anak, Manuel menfatakan agar mengalokasikan dana kepada beberapa jenis reksadana.
Hal ini bisa disesuaikan menurut kebutuhan, seperti berdasarkan jenjang pendidikan.
"Contohnya untuk kebutuhan anak saat masuk sekolah dasar atau menangah, bisa memilih reksa dana pendapatan tetap, sementara untuk kebutuhan biaya awal tahun ajaran bisa membeli reksa dana pasar uang, sementara reksa dana saham dialokasikan untuk tujuan Pendidikan anak saat masuk di bangku kuliah hingga menyelesaikan pendidikan tingginya,” tandas Manuel. (*)