Parapuan.co - Uncoventional love bisa dimaknai dengan hubungan seseorang yang berbeda. Entah perbedaan suku, ras, budaya, bahkan ekonomi sekali pun.
CloseUp dengan campaign #speakupforlove belum lama ini membuat sebuah studi kualitatif dan kuantitatif.
Studi kuantitatif dilakukan pada 160 individu di berbagai wilayah di Indonesia dengan bermacam-macam usia, jenis kelamin, status pernikahan.
Sedangkan untuk studi kualitatifnya, CloseUp melakukan in-depth interview untuk mengetahui padangan masyarakat terkait uncoventional love.
Hasilnya, 8 dari 10 orang melihat bahwa hubungan yang berbeda, entah dari suku, ras, budaya, bahkan ekonomi, adalah hal lumrah.
Meski lumrah menurut mereka, 5 dari 10 orang justru masih merasa ragu bisa melanjutkan ke jenjang lebih serius karena pengaruh lingkungan.
Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., seorang Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal menyebutkan bahwa memilih pasangan sebenarnya didasarkan pada faktor personal.
"Faktor personal beragam, mulai dari look atau personality. Meski berdasarkan faktor personal, lingkungan tetap berpengaruh. Jadi biasanya apa yang dianggap perempuan ideal itu hasil pengaruh lingkungan," ujar Pingkan.
Seiring dengan hal tersebut, studi dari CloseUp juga menemukan bahwa untuk mencari pasangan, muda-mudi saat ini berpengaruh pada chemistry, pemikiran yang luas, dan visi sejalan.
Baca Juga: Menyusui ASI Tak Semudah Kelihatannya, Puan Talks akan Bahas Cara Menghadapinya
Perbedaan ekonomi, usia, dan suku yang sama dianggap sudah terlalu kuno dan tak lagi penting.
Apabila Kawan Puan termasuk seseorang yang suku atau budayanya dengan pasangan berbeda, Pingkan selaku psikolog sudah memberikan beberapa tips.
Tips ini bisa dilakukan untuk berkomunikasi dengan orang tua saat kamu dan pasangan ingin melangkah ke arah lebih serius seperti pernikahan.
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menghormati orang tua.
"Orang tua mungkin memilki pendapatnya bahkan tradisinya sendiri. Cara berkomunikasi orang tua juga mungkin berbeda dengan kita, oleh karena itu hormati."
Tak perlu terlalu keras dengan keputusan kita. Sebab, menghormati orang tua justru membantu kita dalam mencapai tujuan.
Tidak hanya menghormati orang tua, kita juga harus menyamakan pendapat dengan pasangan.
Menunjukan bahwa kamu dan pasangan kompak dan satu visi akan membuat orang tua yakin bahwa kalian memang ingin menuju ke jenjang berikutnya.
Baca Juga: Sering Berharap Terlalu Tinggi? Ini 3 Tips Jaga Ekspektasi agar Tak Kecewa
Tak kalah penting, kamu dan pasangan juga harus menunjukan perilaku, bukan sekedar kata-kata.
"Ingin membangun rumah tangga, jangan lupakan perilaku bahwa kalian saling menghormati sebagai pasangan. Punya visi tentang rumah tangga yang serupa jangan lupa ditunjukkan ke orang tua,"ujar Pingkan.
Selain berbicara kepada orang tua, Pingkan juga memberi tips untuk mendengarkan keluh kesah orang tua.
Dengarkan apa yang menjadi kekhawatiran orang tua untuk dikompromikan dengan pasangan nantinya.
"Orang tua mungkin khawatir kalau menikah beda budaya, tradisi lama tidak akan dijalankan lagi. Tugas kita justru meyakinkan orang tua setelah mendengar kekhawatirannya. Balik lagi ke pembuktian," pungkas Pingkan.
(*)