"Saya ingin gadis-gadis muda yang memutuskan untuk mengenakan jilbab melakukannya dengan bangga, dan melakukannya dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki hak untuk memakainya," tambahnya.
Belajar dari pengalamannya, Fatima tidak mau menilai seseorang berdasarkan apa yang dikenakannya.
"Saya tidak akan menilai seseorang yang melalui pakaiannya dan sandal jepit di seberang jalan, saya tidak mengharapkan orang untuk menilai saya karena hijab yang saya kenakan," ujar Fatima.
"Saya masih muda, saya progresif, dan keluarga saya lahir di luar negeri - saya adalah perwakilan dari Australia modern," lanjutnya.
Usai menyampaikan pidato Fatima Payman, Senator Pauline Hanson keluar dari ruang Senat untuk mencemooh sambutan di negara itu.
Diketahui pada tahun 2017, Senator Pauline Hanson sempat viral karena mengenakan niqab saat rapat di parlemen.
Ia menyerukan pelarangan pakaian seperti hijab, niqab, dan burka di Australia.
Aksi kontroversial Senator Pauline Hanson tersebut, menjadi perhatian masyarakat dunia.
Hal itu juga yang membuat Fatima menyampaikan pidato dan pengalaman pribadinya sebagai pengungsi Afghanistan.
Sebagai seorang pengungsi dan minoritas, ia mengaku tahu betul bagaimana rasanya mendapat sikap diskriminasi dan rasisme.
Kawan Puan, demikian tadi beberapa hal mengenai sosok Fatima Payman serta pidatonya di parlemen yang menjadi sorotan. (*)