Jika antiperspiran yang dijual bebas tidak membantu mengatasi masalah tersebut, Resnik merekomendasikan untuk datang ke dokter dan diresepkan produk dengan kekuatan medis.
Selain karena stres, kondisi hiperhidrosis juga jadi penyebab keringat berlebihan. Kondisi ini ditandai dengan keringat berlebih di telapak tangan, telapak kaki, ketiak, dan terkadang di wajah.
"Ini bisa menjadi kondisi yang sangat asing bagi seorang remaja. Namun sayangnya banyak remaja tidak mau dibawa ke dokter untuk mengatasi hal ini," kata Resnik.
Adapun perawatan yang dibutuhkan termasuk perawatan bedah invasif minimal yang menargetkan kelenjar keringat, serta Botox - zat yang sama yang digunakan sebagai perawatan kerut.
Dalam kasus ini, sejumlah kecil toksin botulinum A yang dimurnikan disuntikkan ke kelenjar keringat untuk memblokir pelepasan neurotransmitter atau zat kimia otak yang disebut asetilkolin, yang terkait dengan keringat.
Biasanya perawatan ini bisa berlangsung hingga delapan bulan, dan dapat diulang.
Selain itu, menurut American Academy of Dermatology juga ada beberapa tips lain untuk mengontrol keringat berlebih:
- Mengenakan pakaian dengan serat alami seperti katun, yang terasa lebih dingin dan mudah menyerap keringat.
- Menggunakan sol sepatu dalam yang bisa menyerap. Jangan lupa untuk mengganti sepatu setiap dua hari sekali untuk memberi waktu keringat mengering.
Baca Juga: 5 Jenis Skincare Wajib untuk Remaja, Ada Pelembap hingga Sunscreen