Ia meninggal dunia di umur 85 tahun saat menetap di Gasan Gadang, Batang Gasan, Padang Pariaman.
Kemudian, ia dimakamkan di tanah kelahirannya di kawasan Taman Makam Pahlawan Siti Manggopoh.
Perempuan hebat ini menikah dengan pemuda bernama Rasyid, dan keduanya berperang bersama melawan tentara kolonial.
Perjuangan Sang Singa Betina
Siti Manggopoh melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajang uang atau disebut dengan belasting.
Peraturan tersebut dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau mengingat tanah adalah milik pribumi atau rakyat Minang sendiri.
Terlebih lagi, penerapan pajak belasting sangat mencekik karena ada pajak tanah, rumah adat, tembakau, hingga barang rumah tangga.
Akhirnya pada tahun 1908, Siti dan sang suami melawan dan berhasil menewaskan puluhan tentara kolonial.
Baca Juga: Kisah Nyi Ageng Serang, Penasihat dan Panglima Perang Diponegoro