Parapuan.co - Menjadi seorang perempuan kuat seperti Amy Fitria yang menjalankan hidup sebagai sexual violence ativitist bukanlah hal yang mudah.
Pasalnya sebelum menjadi aktivitis kekerasan seksual, Amy Fitria pernah menerima tindakan kekerasan seksual dari laki-laki asing yang masuk ke rumahnya.
Di mana kejadian tersebut pun membuatnya cukup trauma.
Perjuangan Amy Fitria Menjadi Aktivitas Kekerasan Seksual
Kepada PARAPUAN, Amy Fitria mengungkap bahwa ia terketuk menjadi seorang aktivis kekerasan seksual semenjak berani menyuarakan apa yang terjadi pada dirinya.
Ketika menceritakan apa yang dialami kepada publik, Amy mengaku kalau respons masyarakat melebihi ekspektasi dan positif, titik inilah yang membuatnya sebagai penyintas kekerasan seksual memiliki tujuan hidup untuk menjadi sexual violence activist.
"Ada purpose dari aku yang harus membantu penyintas yang lain," ujar pada Podcast Cerita PARAPUAN.
Amy pun menambahkan setelah ia menceritakan kasusnya ke publik itu ada hikmah yang dapat diambil karena banyak orang yang berpihak pada korban yang mengalami tindakan kekerasan seksual.
"Di mana di situ aku bisa bantu memperjuangkan kasus-kasus sepertu aku, yang enggak dapat keadilan dan akhirnya ikut gerakan di saat itu RUU PKS, sekarang menjadi RUU TPKS," ungkapnya.
Baca Juga: Bantuan yang Perlu Diberikan pada Korban Pemerkosaan, Salah Satunya Aborsi Aman
Amy menyatakan menjadi seorang sexual violence activist berarti menyuarakan isu kekerasan seksual kepada publik, demu membantu penyintas lainnya.
Bahkan setelah menjadi aktivis kekerasan seksual, Amy mendapat respons yang positif dari masyarakat.
Di samping itu, banyak orang pula yang menghubungi Amy untuk meminta bantuan.
"Aku senang sih bisa membantu, meskipun aku sendiri enggak bisa bantu total sembuhin tapi sih ya seenggaknya aku bisa memberi bantuan," ucapnya dengan penuh sukacita.
Pasalnya Amy mengungkap kalau tak sedikit penyintas kekerasan seksual itu tidak berani meminta bantuan dari orang terdekat maupun yang dipercayai.
Hal inilah yang membuat Amy ingin membantu para penyintas kekerasan seksual.
Amy menegaskan kalau penyintas itu harus dibantu dan disadarkan kalau mereka tidak sendiri.
Kilas Balik Kisah Amy Fitria
Baca Juga: Berpayung Hukum, Perempuan Korban Pemerkosaan Memiliki Hak Atas Aborsi Aman
Sebelum menjadi aktivis kekerasan seksual, Amy pernah menerima tindakan kekerasan seksual dari seseorang yang tidak dikenal.
Tepatnya pada 13 Agustus 2019, ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam rumahnya tanpa sepengatahuannya maupun ibunya.
"Pas aku kebangun aku ngikutin dia kan penasaran, 'Siapa sih', aku pikir temen aku. Pas aku lihat, 'Lah ini siapa?'. Pas aku nyadar itu bukan seseorang yang aku kenal.
"Dia kan juga megang kayak besi. Aku enggak tahu besi apa, tapi kayak besi vaccum cleaner dan dari gudang," kisah Amy.
Setelah itu, pelaku pun memukul Amy berkali-kali sampai hampir kehilangan kesadaran dan melakukan tindakan asusila, kemudian pria asing tersebut pun pergi.
Setelah kasus tersebut, ia pun memberanikan diri untuk meminta bantuan tetangga dan polisi supaya mendapat perlindungan.
"Jadi ke kantor polisi dulu, terus di BAP, habis BAP aku divisum," terangnya.
Sayangnya saat melapor ke pihak kepolisian, sebagai korban Amy merasa kalau dirinya kurang diberi simpati oleh pihak polisi
"Sebenarnya mereka melakukan semua hal yang harus dilakukanm, cuma mungkin bisa di-improve lagi seperti simpati terhadap korban.
"Karena di saat itu merasa ada jarak antara pihak berwajib dan aku. Di mana biasanya setahu aku kaya kasih kenyamanan, kasih minum," kata Amy sambil mengisahkan pengalamannya.
Kisah inilah yang membuat Amy bertindak tegas kalau ia ingin menjadi sexual violence activist, untuk membantu para penyintas kekerasan seksual.
Harapan Amy, penyintas kekerasan seksual bisa didengarkan dan kisahnya bisa divalidasi, agar mereka merasa aman.
Baca Juga: Mengenal Piramida Budaya Perkosaan, Bentuk Kekerasan Seksual dalam Bahasa Keseharian
(*)