Tak terbatas pada kondisi, ia justru semakin memutar otak untuk berinovasi dengan mengeluarkan produk dari kitchen, salah satunya produk arem-arem daging telur asin.
Berdayakan Ibu dengan Anak Difabel
Niat mulianya membuka usaha dengan melibatkan para ibu dengan anak difabel pun patut diacungi jempol.
Hati Rina tergerak untuk mempekerjakan para ibu ini, lantaran mereka tentu tak bisa bekerja tanpa meninggalkan anak-anak mereka.
Untuk mempekerjakan para ibu tersebut, Rina bahkan membuka cooking class, kajian agama, hingga kelas membuat kerajinan tangan dari para volunteer.
Dia juga mengaku tidak menutup resep pembuatan kue kering dari Tintin Chips, sehingga para ibu ini pun bisa menjual dan berjualan sendiri.
"Kami juga tidak menutup resep kalau mereka bisa menjual sendiri kita buka. Ternyata beberapa punya bakat menjual, jadi ada tiga orang melepas sendiri untuk berjualan produknya sendiri dan juga menjualkan barang kita.
"Kita senang mereka jadi tumbuh dan mikir untuk survive biaya hidup mereka," kata dia.
Kerja sama dengan para ibu difabel ini pula yang membuat Rina dan Tintin Chips tak mau menyerah pada keadaan.
Diakuinya, rasa bosan dan berat selama menjalankan usaha pasti pernah ia alami.
Tapi Rina punya prinsip dan tekad kuat untuk bertahan, karena ada banyak orang yang berharap mendapatkan pendapatan dari Tintin Chips miliknya.
"Saya punya prinsip semua orang memang bisa menyerah, tapi saya punya tanggung jawab ada orang yang membutuhkan jadi kita tetap harus ada gitu.
"Walaupun nggak semewah atau sebesar orang lain, tapi saya berusaha bisnis ini terus jalan dan semangat mencari inspirasi membuat produk baru meskipun nggak gampang," pungkasnya.
Wah kisah dari Rina dan Tintin Chips ini sangat menginspirasi ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Kosmetik hingga Fashion, Ini 4 Bisnis Aurel Hermansyah yang Jadi Sumber Kekayaannya
(*)