Parapuan.co - Mengelola penghasilan merupakan hal penting yang harus dilakukan sebelum kamu mulai berinvestasi.
Memahami cara mengelola penghasilan yang baik dengan cara megalokasikan uang dengan tepat dapat membantumu dalam mengontrol keuangan.
Bukan berarti harus hidup terlalu hemat dan tidak bisa menikmati hidup sama sekali, mengelola penghasilan berarti kamu dapat merencanakan keuangan dengan baik.
Dengan kata lain Kawan Puan masih bisa menyediakan porsi untuk menikmati hidup dalam batasan yang wajar.
Pasalnya, sebesar apapun penghasilan yang kamu dapat setiap bulannya, apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan sulit bagi kamu untuk mencapai tujuan finansial.
Salah satu cara yang bisa kamu coba untuk mengelola penghasilan adalah dengan menerapkan prinsip 10-20-30-40, angka yang menunjukkan berapa persen penghasilan yang sebaiknya dialokasikan.
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini rincian alokasi penghasilan yang bisa kamu jadikan referensi saat menerapkan prinsip 10-20-30-40 dalam mengelola keuangan.
10 Persen untuk Kebaikan
Berapapun penghasilan yang kamu miliki, sebaiknya selalu berupayalah untuk berbagi dan berbuat kebaikan.
Baca Juga: Tips Hemat: Cara Sederhana Atur Keuangan dengan Metode 50-30-20
Tidak melulu harus memberikan donasi di tempat ibadah, kebaikan juga bisa kamu lakukan kepada orang terdekat, misalnya saja orang tua atau orang lain di sekitar yang membutuhkan.
Kawan Puan bisa mengalokasikan 10 persen dari penghasilan untuk kebaikan, namun angka ini bukanlah angka pasti yang bersifat wajib.
Apabila kamu baru mulai meniti karier dan belum memiliki penghasilan besar, tak masalah jika persentasenya lebih kecil, yang terpenting tetap upayakan untuk berbagi.
Sebaliknya, kalau karier atau usahamu sudah sukses dan memiliki penghasilan lebih, tak menutup kemungkinan untuk berbagi di atas persentase tersebut.
20 Persen untuk Masa Depan
Dalam hal keuangan, persiapan masa depan terdiri dari dana darurat, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana untuk membeli rumah, dan berbagai tujuan keuangan lainnya.
Kawan Puan bisa mengalokasikan sebanyak 20 persen penghasilan untuk masa depan ke berbagai produk jasa keuangan, seperti tabungan, deposito, asuransi, reksadana, ataupun emas.
Jika ingin menyimpan uang untuk masa depan di instrumen investasi, perlu dipastikan kamu sudah memahami risiko dari instrumen yang dipilih.
Selain itu, penting bagi kamu untuk memahami cara kerja beserta hak dan kewajiban dalam produk jasa keuangan.
Baca Juga: 4 Tips Mengelola Keuangan Bagi Wanita Karier yang Baru Mulai Bekerja
Dengan begitu kamu bisa menikmati potensi penghasilan dari produk keuangan yang kamu pilih.
30 Persen untuk Cicilan
Harga rumah yang makin mahal dan fasilitas transportasi publik yang belum cukup memadai mungkin membuatmu harus mencicil rumah ataupun kendaraan.
Dalam konteks keuangan, memiliki cicilan merupakan hal yang tidak ada salahnya, asalkan utang tersebut memang untuk keperluan produktif.
Selain itu, pastikan utang yang kamu harus bayar setiap bulannya tidak lebih dari 30 persen jumlah pengeluaran.
Hindari berutang untuk membeli barang yang bersifat konsumtif, misalnya saja gadget terbaru, jalan-jalan, atau berbelanja kebutuhan untuk gaya hidup.
Apabila dana yang kamu miliki belum cukup untuk membeli barang konsumtif, sebaiknya belilah sesuai kemampuan.
40 Persen untuk Kebutuhan
Baca Juga: Hari Keluarga Nasional, Ini Tips Kelola Keuangan Keluarga ala Mona Ratuliu-Indra Brasco
Alokasi terbesar, yakni 40 persen dari penghasilan, bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup yang dimaksud mencakup biaya makan, transportasi, tagihan utilitas, pulsa telpon, langganan televisi, hobi, rekreasi, dan lain-lain.
Secara umum, alokasi ini mencakup semua hal yang bersifat pokok atau kebutuhan gaya hidup.
Jika terjadi hal-hal darurat, misalnya saja masuk rumah sakit, kamu bisa mengambil dana dari alokasi 20 persen untuk masa depan.
Kawan Puan, itulah cara mengelola penghasilan dengan prinsip 10-20-30-40 yang bisa kamu coba terapkan untuk mengatur keuangan.
Dengan demikian, uang yang kamu dapatkan dari hasil kerja keras tidak hanya habis untuk pengeluaran konsumtif sehingga tidak bisa berinvestasi.
Perlu diingat juga bahwa alokasi keuangan dengan prinsip 10-20-30-40 ini bersifat usulan, artinya kamu bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisi keuangan masing-masing. (*)