Dikarenakan warga Desa Ciasihan masih percaya akan mitos KB spiral, maka sebagai gantinya para perempuan menggunakan KB suntik.
"Di sini itu banyaknya suntik, untuk pil masih kurang karena efeknya yang membuat mual," ujar Inggit.
Tak dipungkiri bila efek mual tersebut sering dialami perempuan, hal ini dikarenakan semua KB berisi hormon.
Oleh sebab itu, solusinya suntik KB setiap tiga bulan sekali.
Efektivitas Suntik KB
Inggit mengungkap kalau kegagalan akibat suntik KB itu ada, namun sangat kecil.
"Setelah ditelusur, justru kesalahannya pada mereka, mestinya tanggal berapa mereka berkunjungnya tanggal berapa, terus sebelum disuntik KB mereka berhubungan dulu sama suami," jelas Inggit.
Andai saja warga desa berkunjung sesuai dengan jadwal yang bidan beri dengan tepat, maka menurut Inggit tentu tidak ada kegagalan.
"Kegagalannya itu justru karena tanggal kunjungan kapan, terus mereka berkunjungnya molor," tambahnya.
Inggit memberi catatan, bahwa sehabis melahirkan dengan waktu maksimal 40 hari harus sudah menerima KB.
Namun, dikarenakan akses dari Desa Ciasihan ke Puskesmas Ciasmara jauh, dan mungkin warga tidak memiliki kendaraan, maka penerimaan KB pun mungkin melebihi 40 hari.
"Paling kalau dia mau suntik KB tapi belum ada waktu ke bawah (Puskesmas Ciasmara), mungkin bisa pakai pil sementara. Ketika dia sudah ada waktu dan kendaraan ke bawah baru suntik KB," tutup Inggit.
Baca Juga: Hari Keluarga Berencana Nasional, Ini Pentingnya Tahap Konseling Sebelum Melakukan KB
(*)