"Kalau sempurna, kayu-kayu tadi jadi abu dan tidak bisa diolah. Setelah selesai pembakaran selesai, akan dihasilkan dua produk yakni arang dan asap cair. Arang bisa dibuat menjadi briket, sedangkan asap cair bisa dimanfaatkan sebagai pengawet kayu," ujar Rena dikutip dari Kompas.com pada Senin (4/7/2022) lalu.
Setelah itu, arang yang dihasilkan dari proses pembakaran, kemudian dihaluskan hingga menjadi abu.
Lalu abu tersebut dicampur dengan tepung kanji dan dikeringkan.
"Hasilnya berupa briket, dan jika briket yang dioleh tersebut dibakar, itu hasilnya akan bagus dan bersih karena tidak ada abu yang keluar," jelas Rena.
Dalam mengerjakan bisnisnya, Rena dibantu dengan alat yang digunakan untuk mengolah sampah-sampah organik.
Alat tersebut rencananya akan dipasarkan untuk segmen pasar pemerintah daerah karena harga per unitnya relatif mahal dan dapat membantu menyelesaikan persoalan sampah organik di berbagai lokasi.
"Saya menyasar pemda karena alat ini per unitnya seharga Rp 100 juta. Dengan alat ini diharapkan para pemda bisa menyelesaikan persoalan sampah organik ini," paparnya.
Hingga kini, Rena dan suaminya telah berhasil memproduksi empat unit alat pengolahan sampah.
Salah satu pemesannya adalah PT PLN (Persero) untuk memproduksi sendiri arang dari sampah organik.
Baca juga: Hasilkan Cuan, Ini 4 Peluang Bisnis Bidang Pendidikan yang Bisa Dicoba