Psikolog Jelaskan 3 Tantangan Perkembangan Anak dengan Alergi

Ericha Fernanda - Kamis, 25 Agustus 2022
Tantangan perkembangan anak dengan alergi.
Tantangan perkembangan anak dengan alergi. Marcelo Ricardo Daros

Parapuan.co - Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.

Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu penyebab alergi yang sering dialami oleh anak.

Alergi makanan secara signifikan dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup pada anak.

Misalnya terbatasnya pilihan makanan di luar rumah, kecemasan reaksi alergi yang tidak disengaja, serta berisiko mengalami bullying di sekolah.

"Selain memengaruhi kesehatan fisik, alergi juga dapat memengaruhi kondisi psikologi anak dan orang tuanya," kata psikolog anak dan remaja Anastasia Satriyo, saat telekonferensi pers pada Selasa, (23/8/2022).

Anastasia mengutip dari penelitian bertajuk Psychosocial Impact of Growing Up With Food Allergies (2018) oleh Linda L. Quach dan Rita M. John, ada tiga tantangan perkembangan anak dengan alergi.

1. Anak Rentan Mengalami Kecemasan

Anastasia mengatakan, "Dalam aspek perkembangan anak, gangguan alergi bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya."

Anak dengan alergi lebih rentan mengalami kecemasan dan mengembangkan kecemasan tinggi (high anxiety) sampai generalized anxiety disorder (gangguan kecemasan).

Baca Juga: Penuh Perjuangan, Denada Bagikan Tips Merawat Anak Sakit bagi Para Orang Tua

2. Anak Rentan Mengalami Bullying

"Di usia sekolah, anak dengan alergi rentan mengalami pengucilan atau isolasi sosial karena tidak bisa beraktivitas seperti teman-teman lainnya," ujar Anastasia.

Kondisi psikologis yang berpeluang terjadi pada anak dengan alergi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif, dan lemas.

"Sehingga anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya," imbuhnya.

3. Orang Tua Rentan Mengalami Burnout

Orang tua dari anak yang alergi mengalami kecemasan lebih tinggi dan lebih rentan mengalami burnout.

"Dampak psikologis dari alergi makanan sering kali membuat orang tua memikirkan dan mencemaskannya, terkadang lebih serius daripada alergi makanan itu sendiri," tutur Anastasia.

Oleh karena itu, alergi tidak hanya memengaruhi psikologis anak, tetapi orang tua juga turut merasakan efeknya secara langsung.

Kawan Puan, penting untuk diperhatikan agar orang tua sebaiknya tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul.

Segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada anak guna menekan risiko lebih lanjut.

Selanjutnya, berikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak agar dapat tumbuh menjadi anak hebat.

Baca Juga: Pentingnya Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja