"Biasanya saya bangun pukul 5 pagi untuk menjadi mitra ojek online, lalu mengikuti kegiatan di kampus atau mengikuti kelas Bangkit.
"Kemudian dari jam 5 sore sampai 11 malam, saya bekerja sebagai IT Support paruh waktu di Trapo, Indonesia.
"Saya nggak malu, justru senang bisa membantu keluarga dan belajar banyak dari kegiatan yang padat," ungkap Syifa.
Di Bangkit, ia mengikuti kelas Machine Learning dengan capstone project untuk membuat perangkat identifikasi tingkat kematangan buah.
Setelah lulus dari program ini tahun lalu, saat ini Syifa berprofesi sebagai IT Manager di Trapo Indonesia yang merupakan perusahaan aksesori mobil yang sayap usahanya sampai ke Asia Tenggara.
Selama mengikuti program tersebut, ia mengaku mempelajari banyak hal mulai dari soft skill seperti komunikasi profesional, adaptasi, kepemimpinan, hingga cara mengatur waktu.
Tentu saja ia juga mempelajari hard skill seperti menguji software hingga menangani proyek.
Ia pun berpesan kepada perempuan Indonesia untuk jangan membatasi diri dalam belajar serta berkarier di bidang teknologi, dan tetap memberi kontribusi terbaik bagi bidang teknologi Indonesia.
Untuk perempuan yang ingin berkarier di bidang teknologi, ia juga berpesan untuk tetap percaya diri, belajar cepat seiring perkembangan teknologi, berkomitmen, dan jangan mudah menyerah. (*)
Baca Juga: Cerita Para Founder Startup Perempuan Soal Kendala di Industri Teknologi