Parapuan.co - Liz Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson, yang mengundurkan diri Juli lalu karena serangkaian skandal.
Berhasil mengalahkan rivalnya Rishi Sunak, Liz Truss menjadi PM perempuan ketiga di Inggris setelah Margaret Thatcher dan Theresa May.
Sama seperti Thatcher, Truss berangkat dari latar belakang sederhana, yang akhirnya berhasil mendominasi dunia politik yang identik dengan laki-laki.
Perempuan berusia 47 tahun itu terpilih menjadi anggota Parlemen pada tahun 2010, dan dalam waktu relatif singkat berhasil memantapkan diri di bidang politik.
Dia telah menjabat di bawah tiga pemerintahan perdana menteri, di beberapa kabinet berbeda.
Profil dan Latar Belakang Pendidikan
Perempuan dengan nama lengkap Mary Elizabeth Truss lahir pada 26 Juli 1975.
Ayahnya adalah seorang profesor di salah satu universitas, sementara ibunya merupakan perawat sekaligus guru.
Ia menempuh studi filsafat, politik dan ekonomi di Universitas Oxford, yang merupakan gelar pilihan para elit politik Inggris.
Baca Juga: 7 Perdana Menteri Perempuan di Dunia yang Pernah Menjabat, Terbaru dari Inggris
Sebelum terjun di dunia politik, ia sempat berkarier di perusahaan minyak dan gas Shell, juga perusahaan telekomunikasi Cable & Wireless.
Ia menikah dengan Hugh O'Leary pada tahun 2000 dan kini keduanya telah dikaruniai dua orang anak.
Perjalanan Karier
Setelah lulus kuliah, Truss bergabung dengan Partai Konservatif dan menjadi anggota parlemen pada tahun 2010 mewakili South West Norfolk.
Dia menjabat di sejumlah posisi pemerintahan di bawah kepemimpinan PM David Cameron.
Saat referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit pada 2016 lalu, Truss adalah salah satu yang berada di posisi 'Remain'.
Kemudian di bawah pemerintahan PM Theresa May, Truss sempat menjabat sebagai Menteri Kehakiman, dan menjadi Chief Secretary Menteri Keuangan.
Setelah pengunduran diri May, di bawah kepemimpinan Boris Johnson, dia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Internasional.
Baca Juga: Perjalanan Karier Politik Nancy Pelosi, Ketua DPR Perempuan Pertama Amerika Serikat
Ia lalu dipercaya menjadi Menteri Luar Negeri, yang masih ia jabat sebelum akhirnya menjadi perdana menteri terpilih.
Sejumlah jabatan pemerintahan ini yang menjadikan Truss sebagai salah satu anggota kabinet terlama dan paling senior di pemerintahan Konservatif.
Pada 2012 lalu, ia ikut menulis buku neoliberal dengan beberapa rekan Partai Konservatif lainnya yang disebut Britannia Unchained.
Dalam isu sosial, ia adalah sosok yang punya sikap keras pada hal progresif terkait isu ras, jenis kelamin dan gender.
Truss adalah perdana menteri perempuan ketiga di Inggris setelah Margaret Thatcher dan Theresa May. (*)