Parapuan.co - Kawan Puan, berikut ini beberapa berita terpopuler dari kanal Wellness hari ini, Rabu (7/9/2022).
Mulai dari terlalu berhemat ternyata bisa jadi tanda penyakit mental.
Hingga manfaat memberi untuk kesehatan mental.
1. Hari Beramal Internasional, Ini Manfaat Memberi bagi Kesehatan Mental
Kawan Puan, tentu pasti kamu merasakan sendiri kalau memberi bantuan kepada orang lain itu membuat hati senang ya.
Perlu kamu ketahui pula, kalau ternyata memberi itu juga bermanfaat untuk kesehatan mental, lho.
Memberi bantuan itu tidak harus dalam jumlah atau nominal yang besar ya, kamu bisa sekadar menyumbang tenaga menjadi sukarelawan maupun mengumpulkan uang untuk amal.
Lantas apa saja manfaat memberi bagi kesehatan mental?
Baca Juga: Hati-Hati, Menurut Penelitian Orang Pelit Ternyata Lebih Rentan Stres
2. Kemenkes Wajibkan Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi Baru Lahir, Apa Itu?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewajibkan seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Hal ini ditandai dengan peluncuran ulang (relaunching) program SHK di Puskesmas Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Rabu (31/8/2022).
"Mulai hari ini, semua bayi yang lahir di Indonesia harus diperiksa SHK untuk menjaring apabila ada risiko kelainan dalam tumbuh kembang anak," kata Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, mengutip Kemenkes RI.
Progam ini merupakan upaya promotif preventif mengingat sebagian besar kasus hipotiroid kongenital tidak menunjukkan gejala.
Sehingga kondisi tersebut tidak disadari oleh orang tua, serta gejala khas baru muncul seiring bertambahnya usia anak.
Apa itu Hipotiroid Kongenital?
Baca Juga: Jelang Pekan ASI, Ketahui Manfaat Menyusui bagi Ibu dan Bayi
3. Baik untuk Keuangan, Hemat Berlebihan Ternyata Tanda Penyakit Mental
Menjadi hemat memberdayakan orang untuk berkembang dengan anggaran yang ketat.
Tapi berhemat yang berlebihan juga bisa menjadi gejala gangguan kepribadian obsesif kompulsif yang termasuk dalam penyakit mental.
Berhati-hati tentang bagaimana kamu membelanjakan uangmu dapat memberi reputasi sebagai orang yang hemat, tetapi ketika penny-pinching terlalu jauh dan uang pada dasarnya ditimbun, itu bisa menjadi gejala gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Gangguan tersebut mempengaruhi sekitar 1 dari 100 orang dewasa, menurut International OCD Foundation, seperti dikutip dari Everyday Health.
Menurut American Psychiatric Association, berhemat adalah gejala gangguan kepribadian obsesif kompulsif atau obsessive compulsive personality disorder (OCPD) ketika seseorang mengadopsi gaya pengeluaran yang kikir baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana di masa depan.
OCPD, bagaimanapun, tidak sama dengan OCD atau gangguan obsesif kompulsif.
Namun, karena istilah "OCD" biasa digunakan dalam situasi di mana orang-orang berorientasi pada detail, istilah ini sering dikacaukan dengan OCPD.
Baca Juga: Ini 4 Tanda Keberadaan Seseorang Baik untuk Kesehatan Mentalmu
(*)