Hal tersebut Bayu Skak lakukan untuk mengangkat kedaerahan dan desentralisasi di industri film Indonesia.
"Pesan yang ingin disampaikan itu kedaerahan bukan suatu hal yang memalukan dan bisa dibikin keren," kata Bayu Skak.
"Ke depan, sineas dari kota lain pasti akan bikin film kedearahan lainnya yang semakin keren," lanjutnya.
Semangat desentralisasi ini ingin Bayu Skak kobarkan agar pusat hiburan tidak hanya berkembang di Jakarta sebagai ibu kota.
Maka, Bayu berambisi ingin melibatkan Jawa Timur dalam setiap produksi filmnya, termasuk Lara Ati.
Bagi Bayu, di Jawa Timur pun banyak talenta yang tak kalah hebat dari di ibu kota.
Sayangnya, tidak banyak kesempatan yang ada untuk para sineas dan artis peran di Jawa Timur.
"Ketika di daerah dikasih panggung dan kesempatan, kami buktikan bahwa kami bisa bikin sendiri, sama seperti standar Jakarta," kata Bayu.
Selain itu, musik juga menjadi bagian yang penting dan memberi keunikan dalam pengalaman menonton film Lara Ati.
Baca Juga: Bintangi Film The Big 4, Kristo Immanuel dan Arie Kriting Ungkap Makna Komedi bagi Mereka