Berawal dari Kecintaannya pada Wewangian, Ini Kisah Nathasia Elsa Bangun Brand Hairess Home

Ardela Nabila - Rabu, 7 September 2022
 Nathasia Elsa, founder Hairess Home.
Nathasia Elsa, founder Hairess Home. Dok. Nathasia Elsa

Parapuan.co - Besarnya peluang untuk berbisnis membuat kegiatan ini menjadi salah satu hal yang makin diminati di Indonesia.

Tak heran, saat ini banyak sekali bermunculan berbagai brand lokal yang mampu menghasilkan produk dan jasa sendiri hingga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Namun seperti halnya jenis pekerjaan lainnya, menjalankan dan membangun bisnis memiliki tantangan tersendiri.

Hal ini juga dirasakan oleh Nathasia Elsa, founder brand lokal Hairess Home yang menawarkan pewangi ruangan mewah sejak tahun 2018 lalu.

Berawal dari Kecintaan pada Wewangian

Awal mula berdirinya Hairess Home ternyata dilatarbelakangi oleh kecintaan Nathania terhadap berbagai produk wewangian, mulai dari parfum sampai pewangi rumah.

Dari ketertarikannya itu, ia melihat peluang bisnis yang bisa ditekuni hingga akhirnya memutuskan untuk mendirikan Hairess Home.

Lewat brand ini, Nathasia Elsa ingin menciptakan wewangian rumah yang mewah dan berkualitas tinggi, namun tetap memiliki harga yang terjangkau.

Wewangian yang ditawarkan Nathasia di Hairess Home rupanya banyak terinspirasi dari salah satu hobinya, yakni traveling.

Baca Juga: Ida Swasti Ceritakan Perjalanan Membangun Nipplets di Podcast Cerita Parapuan

Sebagai seorang traveler, ia banyak menghabiskan waktu di beberapa negara di dunia, khususnya di Kanada yang disebutnya sebagai rumah kedua.

Negara inilah yang banyak memberikan inspirasi mengenai wewangian mewah dan berkelas.

Hairess Home sendiri menamai sejumlah wewangian regulernya dari nama tempat dan jalan di Kanada.

Misalnya saja varian West Georgia yang merupakan nama sebuah jalan di Vancouver, English Bay yang adalah nama teluk di Kanada, dan Whistler yang jadi nama sebuah kota di sana.

 Nathasia Elsa, founder Hairess Home.
Nathasia Elsa, founder Hairess Home. Dok. Nathasia Elsa

Sampai sekarang, Nathasia secara konsisten membuat inovasi melalui Hairess Home dengan menghadirkan berbagai aroma baru yang terbentuk dari campuran 8-9 minyak esensial alami.

Sebagai seorang pebisnis, ia tak lupa memanfaatkan setiap momen perayaan untuk membuat hampers khusus dengan aroma baru, yang merupakan salah satu keunikan dari brand miliknya itu.

Tantangan selama Pandemi

Bisnis milik Nathasia Elsa merupakan salah satu yang terdampak oleh pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mengenal Nabilah, Finalis Abang None Jakarta Utara yang Berani Dobrak Stigma 3M

Karena menjual produk wewangian, tantangan terbesar yang dialaminya adalah keterbatasan calon pembeli dalam memilih varian aroma yang sesuai keinginan, khususnya saat berbelanja secara online.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia harus memastikan deskripsi produk yang diberikan benar-benar bisa menggambarkan aroma wewangian yang ditawarkan.

Dalam hal ini, Nathasia Elsa memanfaatkan konsep storytelling, sehingga calon pembeli bisa memiliki gambaran spesifik akan aroma masing-masing produk.

Dengan begitu, calon pembeli pun bisa lebih mudah menemukan produk wewangian dengan aroma yang sesuai dengan seleranya.

Ia juga menggunakan sejumlah strategi berjualan online, seperti melakukan kerja sama dengan berbagai pihak agar produknya makin dikenal.

Lebih dari itu, Hairess Home juga berinovasi dengan berbagai produk baru lainnya, seperti fabric and room spray dan scented multipurpose disinfectant spray.

Inovasi-inovasi inilah yang pada akhirnya membuat brand milik Nathasia Elsa mulai berkembang dan dikenal di kalangan pecinta pewangi ruangan, termasuk para selebritas.

Kawan Puan, itulah kisah inspiratif Nathasia Elsa dalam mengembangkan bisnis wewangian yang berawal dari ketertarikan dan hobinya.

Semoga kisah Nathasia bisa menginspirasi Kawan Puan yang ingin membangun bisnis sendiri yang sesuai dengan passion kamu, ya!

(*)

Baca Juga: Cerita Nabilah Jadi Finalis Abang None Jakarta: Harus Pintar Bagi Waktu



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja