Parapuan.co - Gaya hidup sedenter alias tiak aktif itu membuat tubuh tidak sehat karena membuat seseorang lebih berisiko mengalami penyakit berbahaya seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Tak hanya mengancam kesehatan fisik saja, tapi gaya hidup sedenter juga mengganggu mental karena bisa menimbulkan depresi dan kecemasan.
Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Lemonilo pada Rabu (14/09/2022) gaya hidup sedenter dipengaruhi oleh kecanggihan teknologi, yang membuat segala hal menjadi lebih praktis.
Padahal, di usia 40 tahun ke atas, otot-otot secara alami mengalami degenerasi, kecuali otot-otot tersebut terpelihara melalui olahraga.
Menurut drg. Kartini Rustandi, M.Kes, Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di kala tubuh sehat dan bugar, maka kamu pun dapat melakukan berbagai hal dengan optimal.
"Di usia remaja dan produktif, kita bisa terus melakukan hal-hal yang produktif. Saat sudah melakukan tugas utama, misalnya bekerja, atau menjadi ibu rumah tangga, kita masih bisa mengerjakan tugas yang lain. Contohnya, setelah pulang kantor atau selepas melakukan aktivitas utama lainnya, kita masih ada waktu untuk berolahraga," papar drg. Kartini.
Sebaliknya, jika tubuh tidak bugar, maka biasanya kamu akan langsung merasa lelah.
Aturan Beraktivitas Fisik yang Baik
drg. Kartini menyatakan aktivitas fisik yang baik memiliki rumus yaitu selama 30 menit di luar pekerjaan domestik (misalnya mengepel, menyapu, dan mencuci mobil) serta dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur), berikut selengkapnya:
- Baik maksudnya Kawan Puan melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh dan bertahap, serta berkesinambungan.
Baca Juga: Bukan Berdiam Diri di Kamar, Lakukan 3 Aktivitas Fisik Ini saat Sedih
- Benar artinya melalui tahapan, di mana sebelum beraktivitas fisik kamu harus melakukan pemanasan untuk menghindari cedera, serta setelah selesai langsung melakukan pendinginan.
Kamu juga harus menjaga pola makan, misalnya dua jam sebelum beraktivitas fisik sudah tidak makan lagi.
Pasalnya bila setelah makan langsung beraktivitas fisik maka akan menyebabkan sesak napas.
- Terukur dalam artian benar-benar masuk ke dalam zona latihan.
Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu 220 - umur x 60 - 80 persen.
Jika Kawan Puan masih dalam tahap baru berolahraga, maka ketika masuk zona latihan maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
- Teratur artinya durasi latihan konsisten, misalnya dalam seminggu ada 3-5 kali sesi latihan.
Pastikan setiap olahraga itu dilakukan dengan baik dan benar.
Baca Juga: 3 Olahraga Singkat yang Bisa Dilakukan di Kantor saat Istirahat Siang
Olahraga Minimal 30 Menit Setiap Hari
drg. Kartini menegaskan kalau setiap orang harus olahraga minimal 30 menit ditiap harinya.
Menurutnya, olahraga bisa dilakukan dengan kegiatan sederhana seperti:
- Meremas bola
- Jalan kaki dari stasiun ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat.
"Namun, kita perlu memperhatikan juga bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama, oleh sebab itu kita juga perlu mendapat arahan dari instruktur atau ahli," tambah drg. Kartini.
drg. Kartini berpesan juga untuk beraktivitas fisik sesuai dengan kondisi tubuh dan dilakukan dengan senang hati.
Contohnya, seseorang dengan arthritis tidak boleh berolahraga yang jenisnya menaruh beban di kaki atau lutut seperti berlari.
Solusinya, pengidap arthritis bisa berolahraga dengan sepeda statis atau berenang, jadi sesuaikan dengan keadaan tubuh sendiri.
Selain itu, perlu dipahami pula kebutuhan laki-laki dan perempuan juga berbeda.
Maka dari itu, harus dipertimbangkan untuk pemilihan jenis olahraga yaitu kondisi tingkat kebugaran dan kondisi individunya, lalu dilanjutkan dengan tipe olahraga mana yang direkomendasikan.
drg. Kartini menegaskan kalau kesehatan tidak bisa dititipkan, setiap orang harus bisa menjaga diri sendiri.
Menjaga kesehatan tubuh bukan hanya dari olahraga saja, sebab asupan makanan, kebersihan, dan lingkungan juga harus diperhatikan.
drg. Kartini menegaskan kalau olahraga saja itu percuma jika lingkungan tidak sehat, alhasil tubuh pun bisa tertular penyakit.
"Jadi kita harus menjaga kesehatan yang dimulai dari diri kita sendiri agar kita senantiasa sehat, bugar, produktif, dan mempersiapkan diri kita menuju usia produktif yang aktif dan usia lansia yang SMART, (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produkti). Karena kalau sekarang kita masih muda tidak memelihara kesehatan, di masa tua nanti akan lebih berat,"pungkas drg. Kartini.
Baca Juga: Menimbulkan Rasa Tak Nyaman, Hindari 3 Pose Yoga Ini saat Menstruasi
(*)